Baku Tembak dengan Kelompok Abu Sayyaf, Militer Filipina Terpaksa Minum Darah Sendiri
Pasukan militer Filipina dikepung oleh sekira 150 personel kelompok Abu Sayyaf, di antaranya ada yang membawa peluncur granat M203.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
Korban tewas lainnya yaitu Ubaida Hapilon, putra Isnilon Hapilon, pimpinan kelompok Abu Sayyaf di kawasan Basilan.
Hapilon menyatakan mendukung kelompok Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) dan mempunyai rekam jejak dalam sejumlah aksi teror serta penculikan.
Mayor Filemon Tan menambahkan di antara korban luka-luka dari pihak militan terdapat Radzmil Jannatul alias Kubayb, wakil komandan kelompok Abu Sayyaf.
"Dari pihak militer Filipina sebanyak 53 prajurit menderita luka-luka," kata Filemon Tan, Minggu (10/4/2016).
Bukan Mutilasi
Mayor Filemon Tan membantah ada prajurit yang dipenggal kepalanya oleh kelompok militan meski mengakui ada korban kehilangan kepala.
"Korban kehilangan kepala bukan berarti menjadi korban mutilasi. Kemungkinan musuh menggunakan peluru besar dan kuat sehingga menghancurkan kepala korban," katanya.
Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin dan KSAD Jenderal Hernando Iriberri langsung terbang ke Kota Zamboanga dan Basilan, Minggu, untuk memberi pengarahan kepada komandan militer setempat dan menjenguk prajurit yang terluka.
Pasukan militer Filipina yang terlibat baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf tersebut berasal dari Batalyon Infanteri ke-44.
Menurut sumber militer, pertempuran berlangsung mulai pukul 07.00 hingga 17.00 waktu setempat, Sabtu.
Gubernur Wilayah Otonom Muslim Mindanao, Mujiv Hataman, mengaku mendapat laporan tewasnya sejumlah prajurit dalam kontak senjata dengan kelompok Abu Sayyaf.
Namun ia tidak mengetahui secara persis berapa jumlah personel militer yang tewas.
Ditambahkan, Hapilon berupaya menarik bantuan personel bersenjata dari kawasan Sulu, untuk mengantisipasi operasi militer lebih lanjut setelah kontak senjata di Basilan itu.
"Militer telah memblokir kawasan tersebut, begitu informasi yang saya terima dari lapangan," ujar Hataman. (feb)