Uni Eropa Tak Bakal Bahas Nasib Inggris Sebelum Ada Permintaan Resmi Keluar
Pertemuan itu dilakukan menjelang sebuah KTT Uni Eropa
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Uni Eropa baru akan membahas keluarnya Inggris, saat negara tersebut menyerahkan permintaan resmi untuk keluar.
Karena sejauh ini masih belum ada permintaan resmi yang dialamatkan kepada Uni Eropa mengenai keinginan Inggris keluar dari kesatuan Eropa.
Hal itu disampaikan Pemimpin tiga negara utama Eropa yakni Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande, dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi bertemu di Berlin pada hari Senin (27/6/2016).
Pertemuan itu dilakukan menjelang sebuah KTT Uni Eropa yang akan diselenggarakan hari Selasa dan Rabu.
Merkel mengatakan para pemimpin sepakat tidak akan melakukan langkah apa pun mengenai pengunduran diri Inggris sebelum Inggris memberi tahu Dewan Eropa mengenai keinginannya untuk keluar.
Pernyataan Merkel itu mengindikasikan bahwa para pemimpin tersebut tidak akan berunding dengan Inggris sebelum negara itu memulai proses aplikasi resmi.
Sejumlah pihak di Inggris mengusulkan agar Inggris sebaiknya melakukan perundingan tak resmi dengan Uni Eropa sebelum pemberitahuan tersebut.
Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan agar pemberitahuan itu dilakukan sesegera mungkin guna mencegah ketidakpastian politik dan ekonomi di negara anggota Uni Eropa lainnya.
Sementara itu Ketua Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker, Selasa (28/6/2016), mengatakan, ia melarang setiap pejabat UE untuk melakukan negosiasi informal dan rahasia terkait Britain Exit atau Brexit.
Larangan itu berlaku sampai ada pemberitahuan resmi dari London bahwa Inggris akan keluar dari blok UE sebagai lanjutan dari hasil referendum pada Kamis (23/6/2016).
Juncker mengungkapkan larangannya itu dalam pertemuan khusus parlemen di Brussels, ibu kota Uni Eropa.
“Saya ingin Inggris mengkarifikasi posisinya, tidak sekarang, tidak juga besok pagi, tetapi segera,” katanya.
Sementara Inggris telah mengisyaratkan bahwa pihaknya belum akan menyampaikan secara resmi selama beberapa bulan, dan bahkan mungkin sampai Oktober.
Sikap London membuat “kegalauan” politik di kalangan pemimpin di 27 negara anggota blok lainnya.
Namun, Juncker menolak untuk memulai pembicaraan sebelum London melakukannya.
Juncker mengatakan, takkan ada pertemuan rahasia antara Inggris, pemerintah nasional dan komisioner terkait Brexit. “Saya melarangnya,” kata Juncker.
Sedangkan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia akan menggunakan "semua kekuatannya" untuk mencegah UE teranggu oleh keputusan Inggris meninggalkan blok.
Namun, Merkel juga berharap, Inggris tetap menjaga hubungan baik dengan UE, organisasi tempatnya bergabung selama lebih dari 43 tahun. (NHK/AP/AFP/Aljazeera/The Independent)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.