Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hadiri Pemakaman Mantan Presiden Israel, Presiden Palestina Banjir Kritik

Presiden Israel ke-9 Shimon Peres meninggal dunia pada pekan lalu

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Hadiri Pemakaman Mantan Presiden Israel, Presiden Palestina Banjir Kritik
Al-Arabiya/AP
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (tengah) menghadiri pemakaman mantan presiden Israel Shimon Peres di Mt. Herzl Military Cemetery, Yerusalem, Israel, 1 Oktober 2016. (Al-Arabiya/AP) 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas banjir kritik lantaran dirinya menghadiri pemakaman mantan presiden Israel.

Presiden Israel ke-9 Simon Peres meninggal dunia pada pekan lalu dan dimakamkan pada Sabtu (1/10/2016) di Yerusalem, Israel.

Pemakamannya dihadiri para petinggi Israel hingga pemimpin-pemimpin negara lain, dari Presiden AS Barack Obama sampai Abbas.

Sebagai pemimpin sebuah negara yang menjadi rival Israel selama ini, Abbas mendapat kecaman besar atas kehadirannya di pemakaman tersebut.

Kecaman dan kritik datang dari kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza, petinggi militer Palestina, sampai netizen Palestina.

Sebagian besar mengaku telah menyesali keputusan Abbas untuk terlibat dalam pemakaman nasionalis negara yang jadi musuh bebuyutan Palestina itu.

"Jika menghadiri pemakaman pembunuh anak-cucu kita itu adalah keputusanmu, itu salah," kritik seorang anggota pengamanan Palestina, LetKol Osama Mansour.

Berita Rekomendasi

Mansour kemudian ditahan pada Minggu (2/10/2016) atas kritiknya yang diunggah ke Facebook itu.

"Tinggal saja di sana, tak usah kembali lagi," ucap netizen dan blogger asal Palestina Ali Qaraqea dalam videonya di Facebook.

Bahkan, tagar topik #Treason (Pengkhianat) dan #CondolenceForTheKiller (Belasungkawa Untuk Pembunuh) sempat muncul di Twitter.

Peres menjadi peraih Penghargaan Nobel atas upayanya menghelat kesepakatan damai yang bersifat temporer dengan Palestina.

Namun, di kalangan negara-negara Arab, Peres banyak disebut sebagai dalang di balik kebrutalan yang terjadi pada 1996.

Dengan demikian, menurut kelompok Hamas, kehadiran Abbas dalam pemakaman Peres menjadi bentuk pengkhianatan terhadap Palestina.

Padahal, kehadiran Abbas di bangku depan acara pemakaman sang mantan presiden Israel itu semata memenuhi undangan dari keluarga Peres.

"Memang benar bahwa negara kita sedang dikuasai sesuatu yang menekan dan merampas lahan kita, merusak generasi muda, serta menghancurkan rumah kita," kata Abbas.

"Biarkan mereka lakukan dan bangun apa yang mereka mau. Tapi, (Palestina) juga akan membangun negaranya dan meraih kemerdekaannya," katanya. (New York Times/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas