Warga Thailand Tangisi Kematian Raja 'Kesayangan'
Beribu warga membanjir di sekitar Rumah Sakit Siriraj, tempat di mana Bhumibol Adulyadej menghembuskan napas terakhirnya di tengah keluarga.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Ribuan warga Thailand bersedih, bahkan menangis, atas kematian Raja "kesayangan" Thailand Bhumibol Adulyadej, Kamis (13/10/2016)
Beribu warga membanjir di sekitar Rumah Sakit Siriraj, tempat di mana Bhumibol Adulyadej menghembuskan napas terakhirnya di tengah keluarga.
Tangis sejumlah warga yang tadinya berkumpul untuk mendoakan kesembuhan Bhumibol Adulyadej pecah setelah mendengar kabar soal wafatnya sang raja.
"Saya merasakan sedih yang mendalam karena kabar itu. Raja telah memberikan banyak hal terhadap negeri ini," ucap seorang mahasiswa, Apinut Jaroonpipatkul, sambil terisak.
Warga berkumpul sambil membawa lilin dan karton bertuliskan "Kami Sayang Raja" dan "Panjang Umur Raja", banyak dari mereka yang terlihat menangis sambil memanjatkan doa.
Sebagai seorang pemimpin yang berkuasa terlama di muka bumi ini, Bhumibol Adulyadej dikenang sebagai sosok yang menjadi pilar stabilitas negara.
Di bawah kepemimpinan Bhumibol Adulyadej Thailand dapat mengalami perkembangan pesat di berbagai aspek, termasuk politik.
Bahkan, Bhumibol Adulyadej selama berkuasa kerap dianggap sebagai figur ayah bagi warga Thailand.
Tak heran, selain dinobatkan sebagai penguasa terlama dan terkaya di dunia, Bhumibol Adulyadej juga dinggap sebagai penguasa yang paling dicintai bangsanya.
Terlihat dari gencarnya dukungan doa dan moril dari warga Thailand atas kesembuhan Bhumibol Adulyadej sejak sang raja dirawat akibat kesehatannya tak stabil.
"Ia adalah raja kesayangan yang sangat dicintai oleh semua warganya. Masa pemerintahannya boleh usai, namun kebaikannya tak akan terganti," kata Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha.
Saat itu, di hari yang sama, Prayuth Chan-o-cha mengumumkan bahwa Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn resmi naik tahta menggantikan Bhumibol Adulyadej.
Bhumibol Adulyadej tutup usia di umur 88 tahun, setelah 70 tahun berkuasa, akibat komplikasi penyakit yang dideritanya selama beberapa tahun terakhir. (Bangkok Post/TIME)