Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sopir Truk Ringan 87 Tahun Menabrak Anak 6 Tahun, Jadi Diskusi Hangat di Jepang

Lokasi kejadian sekitar 200 meter sebelah barat dari stasiun kereta api Kamiooka, Keikyu Line.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sopir Truk Ringan 87 Tahun Menabrak Anak 6 Tahun, Jadi Diskusi Hangat di Jepang
Foto: Asahi
Pengendara truk ringan Masaichi Goda (87) menabrak 9 anak dan satu meninggal yaitu Masaru Tashiro (6) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kecelakaan 28 Oktober jam 8:05 pagi lalu antara pengendara truk ringan Masaichi Goda (87) yang menabrak 9 anak dan satu meninggal yaitu Masaru Tashiro (6), kini jadi diskusi hangat di mana-mana di Jepang.

"Ada yang meminta polisi mengubah aturan agar usia tua misalnya 80 tahun tak boleh nyetir mobil lagi. Ada yang meminta pengendara tua, di atas 70 tahun SIM nya diperpanjang hanya setahun sekali agar bisa dicek segalanya termasuk kesehatan dan kemampuan mengendaranya di saat usia senja. Ada pula yang meminta anggota keluarga dengan tegas melarang usia lanjut usia stop mengendarai kendaraan bermotor. Diskusi saat ini sangat bervariasi di masyarakat Jepang," ujar seorang wartawan Jepang Ichiro Koga khusus kepada Tribunnews.com Selasa ini (1/11/2016).

Kejadian tabrakan 28 Oktober lalu di daerah Okubo itchome, Konan-ku, Yokohama.

Pengendara tua Goda dengan kecepatan cukup tinggi memasuki jalan jang hanya berlebar sekitar 6 meter saja di Okubo Itchome.

Di dekat persimpangan jalan itu dia tak bisa menguasai mobilnya dan menabrak kelompok 9 anak sekolah dasar negeri Sakuraoka.

Salah satunya Tashiro kelas satu sekolah dasar berusia 6 tahun yang akhirnya meninggal dunia akibat tabrakan tersebut.

Berita Rekomendasi

Truk juga menabrak mobil kecil lainnya berwarna hijau metalik.

Lokasi kejadian sekitar 200 meter sebelah barat dari stasiun kereta api Kamiooka, Keikyu Line.

Saat itu sebenarnya banyak orang lalu lalang di sana.

"Tidak diketahui mengapa Goda berlari cepat dan katanya sudah mengerem. Tetapi setelah diperiksa, tidak ada tanda-tanda mengerem," ujar sumber Tribunnews.com di kepolisian Jepang.

Goda sendiri mengakui tidak sadar dan tak tahu mengapa dia lewat jalan itu dan mengapa dia ke sana.

Usia yang sudah tua 87 tahun kemungkinan tingkat lupanya yang tinggi, menjadikan tidak sadar keberadaannya menyetir kendaraan dan membahayakan orang lain tersebut, tambah sumber itu lagi.

Akibat kecelakaan tersebut dan diskusi di berbagai media di Jepang, kini banyak anggota polisi turun tangan ke jalan raya untuk membantu menjaga keamanan rombongan anak sekolah SD yang hendak pergi ke sekolah di pagi hari serta rombongan anak SD yang jalan kaki pulang sekolah. Terutama di daerah-daerah keramaian dan simpangan jalan raya.

Jumlah SIM yang dicabut dari kalangan usia lanjut (65 tahun ke atas) antara lain karena kecelakaan dan dianggap tidak layak mengendara, serta yang sukarela menyerahkan SIM nya kembali kepada polisi karena sudah merasa lanjut usia, khususnya di Osaka menurut data kepolisian Jepang dari tahun 2012 bertambah terus.

Tahun 2012 tercatat 7118 orang (0,93%) SIM nya dicabut polisi.

Tahun 2013 sebanyak 10.772 orang (1,3%) SIM nya dicabut polisi.

Tahun 2014 sebanyak 21.946 orang (2,47%). Tahun 2015 sebanyak 29.451 orang (3,21%).

Tahun 2016 akan jauh lebih banyak dari tahun 2015. Sampai dengan tanggal 30 September 2016 saja sudah tercatat 22.178 orang SIM nya dicabut atau di nonaktifkan oleh pihak kepolisian Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas