Usut Skandal Email Hillary Clinton, FBI Dikritik Presiden Obama
Menurut Barack Obama, FBI seharusnya tak melakukan operasi atas informasi yang tak lengkap.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama mengkritik Biro Investigasi AS (FBI) atas campur tangan di kasus email Hillary Clinton.
Satu yang menjadi fokus kritik Barack Obama adalah keputusan Direktur FBI James Comey mengumumkan bukti baru terkait bocoran email.
Menurut Barack Obama, FBI seharusnya tak melakukan operasi atas informasi yang tak lengkap.
"Menurut saya ada norma yang harus dipatuhi untuk melakukan investigasi. Seharusnya operasi tidak dilakukan berdasarkan kecurigaan semata," kata Barack Obama.
"Seharusnya operasi tidak dilakukan berdasarkan sebuah bocoran (email). Seharusnya operasi dilakukan berdasarkan keputusan konkret," kata Barack Obama.
Orang nomor satu AS itu juga mengatakan memang Hillary Clinton salah karena menggunakan server email pribadi untuk urusan pemerintahan.
Namun, Barack Obama menekankan bahwa di balik kesalahan itu tidak ada hal yang dapat membuktikan Hillary Clinton seorang kriminal.
"Saya percaya pada (Hillary). Saya kenal dia. Saya tidak akan mendukungnya jika saya tidak yakin atas integritasnya," katanya.
FBI mengusut kecurigaan-kecurigaan terhadap Hillary Clinton atas skandal email yang menjerat calon presiden AS dari Partai Demokrat itu.
Kecurigaan tertuju pada Hillary Clinton lantaran ketahuan menggunakan server email pribadi saat masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Tak hanya dari Barack Obama, kritik terhadap keterlibatan FBI di skandal ini pun datang dari Partai Demokrat.
Mereka mengkritik James Comey sebagai "pengkhianat FBI" karena sang direktur FBI itu dianggap telah melanggar protokol dan netralitas FBI. (New York Times/The Guardian)