Polisi Jepang Mengundurkan Diri karena Malu Ketahuan Merekam Bagian Sensitif Wanita
Seorang polisi mengundurkan diri, Jumat (4/11/2016) setelah dihukum pemotongan gaji 10 persen sejak 20 Oktober 2016.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang polisi mengundurkan diri, Jumat (4/11/2016) setelah dihukum pemotongan gaji 10 persen sejak 20 Oktober 2016.
Polisi itu sebelumnya tertangkap tangan menggunakan kamera tersembunyi mengambil film bagian dalam rok wanita.
"Seorang anggota polisi perfektur Hyogo kemarin mengundurkan diri dengan sukarela karena merasa malu melakukan perekaman film ilegal terhadap penumpang wanita kereta api," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (5/11/2016).
Takashi Koike (43) dengan jabatan Asisten Inspektur Polisi antara Mei dan Juni 2016 melakukan pengambilan film tersembunyi (rahasia) dan ilegal terhadap bagian sensitif wanita (biasa disebut Tosatsu).
Suatu pagi saat perekaman dilakukan, seorang wanita usia 33 tahun merasa kelakuan lelaki di depannya agak aneh saat duduk di dalam kereta Sanyo Line antara Stasiun Takasago dengan Stasiun Akashi.
Hal itu dilaporkan ke petugas stasiun kereta dan Koike ditangkap diperiksa polisi setempat.
Terbukti ketahuan, pen yang dimilikinya ternyata menjadi sebuah kamera perekam dengan lensa sangat kecil dan monitornya adalah iPhone yang dipegangnya.
"Benar saya melakukan tosatsi dan sedikitnya 60 kali telah dilakukan sejak Mei dan Juni 2016," aku Koike kepada petugas yang memeriksanya.
Koike ditangkap karena melanggar UU Pornografi di Jepang dan setelah diproses sejak 20 Oktober, gajinya selama enam bulan dipotong 10 persen.
Sejak saat itu hingga Jumat (4/11/2016) Koike merasa bersalah dan akhirnya mengundurkan diri dari kepolisian Jepang.