Sukhoi Rusia Gagal Mendarat di Kapal Induk
Untuk kedua kalinya militer Rusia yang melancarkan misi tempur ke Suriah memerangi militan ISIS kehilangan jet tempurnya
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Untuk kedua kalinya militer Rusia yang melancarkan misi tempur ke Suriah memerangi militan ISIS kehilangan jet tempurnya. Kali ini Su-33, setelah sebelumnya pada 14 November Rusia kehilangan MiG-29 .
Peristiwa kecelakaan yang menimpa SU-33 pada 3 Desember lalu berlangsung ketika Su-33 sedang melaksanakan proses pendaratan ke kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov usai melancarkan misi tempur.
Ketika sedang melaksanakan proses pendaratan, sistem kabel yang berfungsi sebagai peredam kecepatan pesawat yang terbentang di geladak kapal induk (arrestingcable/CATOBAR) tidak bekerja sempurna.
Akibatnya, proses pendaratan Su-33 menjadi tidak normal. Badan pesawat berputar, terpelanting, lalu menabrak dinding kapal.
Dalam kondisi kritis itu, pilot masih sempat eject menggunakan kursi lontar dan mendarat selamat.
Tapi akibat gagalnya pendaratan Su-33 ini, satu unit MiG-29 yang seharusnya menyusul mendarat terpaksa menunggu di udara hingga nyaris kehabisan bahan bakar. Dalam kondisi darurat itu, MiG-29 akhirnya berhasil mendarat selamat ketika para awak kapal masih sibuk membenahi Su-33 yang mengalami kerusakan parah.
Fungsi CATOBAR dalam proses pendaratan pesawat tempur di kapal induk sangat vital karena berperan untuk meredam energi kinetik pesawat ketika mendarat sehingga kecepatan menjadi terkendali.
Dalam pendaratan normal, kabel CATOBAR, secara otomatis akan menyangkut pada sistem tailhook pesawat.
Tapi secara teknis, proses pendaratan ini sebenarnya juga merupakan prosedur pendaratan darurat. Jadi jika CATOBAR tidak menyangkut secara presisi bisa berakibat kecelakaan fatal.
Oleh karena itu pilot harus melakukan latihan rutin agar lihai saat mendarat di kapal induk dalam kondisi apapun.
Sistem arresting cable yang berjumlah tiga hingga empat itu telah digunakan di kapal-kapal induk modern, seperti kapal induk Charles de Gaulle (Perancis), Sao Paulo (Brazil), Liaoning (China), Vikramaditya (India), dan semua kapal induk AS serta lebih populer disebut sebagai CATOBAR.