Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Natal, Otoritas Nigeria Sita Ratusan Karung Beras Plastik

Otoritas setempat menduga beras plastik itu diselundupkan secara ilegal dari Tiongkok melalui Lagos, Nigeria.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jelang Natal, Otoritas Nigeria Sita Ratusan Karung Beras Plastik
BBC
Tumpukan karung berisi beras plastik yang masing-masing seberat 25 kilogram. 

TRIBUNNEWS.COM, LAGOS - Menjelang perayaan Natal, keberadaan beras plastik mewabah di Nigeria, menyusul naiknya harga bahan pangan di negeri tersebut.

Pekan ini, sebanyak 102 karung berisi beras palsu tersebut telah disita otoritas Nigeria, yang menurut pihak bea cukai diselundupkan oleh pengusaha-pengusaha nakal.

Masing-masing karung didapati seberat 25 kilogram, tidak memiliki tanggal produksi, dan diberi merek "Best Tomato Rice", alias beras tomat terbaik.

Otoritas setempat menduga beras plastik itu diselundupkan secara ilegal dari Tiongkok melalui Lagos, Nigeria.

Baca: Nigeria Sangkal Merebaknya Beras Plastik di Pasar

Menurut Kepala Bea Cukai Nigeria di Lagos, Mohammed Haruna, sejumlah karung beras plastik itu rencananya akan dijual di pasar menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Rencana itu kemudian dianggap untuk mengambil kesempatan di kala harga bahan pangan tengah melonjak jelang Natal dan Tahun Baru.

"Kami sudah melakukan penelitian singkat akan beras plastik tersebut," jelas Mohammed Haruna, Rabu (21/12/2016).

BERITA TERKAIT

"Setelah dimasak, beras tersebut akan menjadi lengket. Bayangkan saja apa yang terjadi jika beras tersebut sampai dikonsumsi orang," katanya lagi.

Sejumlah karung beras plastik tersebut telah diserahkan pada Badan Pengendalian dan Administrasi Obat-obatan dan Makanan Nigeria untuk diteliti lebih lanjut.

Penyelidikan juga dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada beras plastik yang masuk pasar dan diperjualbelikan.

Di Indonesia, beras plastik juga sempat diisukan beredar pada 2015 lalu, meskipun pemerintah sudah menegaskan bahwa isu tersebut tidak terbukti. (The Guardian/AFP).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas