Para Pembunuh Kim Jong Nam Ternyata Mampir ke Jakarta
Kim Jong Nam tewas dibunuh menggunakan racun di Terminal 2 Bandara Internasional Kuala Lumpur , Malaysia, Senin, 13 Februari lalu.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Sebanyak empat pria asal Korea Utara (Korut) yang disinyalir terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap Kim Jong Nam, kakak tiri penguasa Korea Utara Kim Jong Un, sempat mampir ke Jakarta setelah kabur dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Kim Jong Nam tewas dibunuh menggunakan racun di Terminal 2 Bandara Internasional Kuala Lumpur , Malaysia, Senin, 13 Februari lalu.
Keempat pria yang kabur tersebut adalah Rhi Ji Hyon (33), Hong Song Hac (34), O Jong Gil (55), dan Ri Jae Nam (57).
Mereka diketahui melakukan perjalanan ke Malaysia dalam waktu berbeda dan berada di sekitar lokasi kejadian saat pembunuhan terhadap Kim Jong Nam. Setelah kabur dari Kuala Lumpur, sindikat itu transit di Jakarta.
Kemudian mereka terbang ke Dubai, Vladivostok (Rusia Timur), dan berakhir di Pyongyang, ibukota Korea Utara.
"Kemungkinan mereka sengaja mengambil rute perjalanan yang panjang seperti itu untuk mengecoh polisi," kata sebuah sumber, Senin (20/2). Menurut Wakil Kepala Polis Diraja Malaysia (PDRM) Tan Sri Noor Rashid Ibrahim, pihaknya bekerjasama dengan kepolisian negara lain untuk melacak keberadaan empat pria tersebut.
PDRM telah mendapatkan nomor telepon yang digunakan empat pria itu selama berada di Malaysia. Melalui rekaman CCTV, para pria tersebut juga diketahui sempat berganti pakaian di kamar mandi bandara, sebelum terbang ke Jakarta.
Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi, Agung Sampurno, mengonfirmasi adanya empat warga Korea Utara yang sempat singgah di Bandara Soekarno-Hatta pada 13 Februari. Mereka terbang dari Bandara Soekarna-Hatta menuju Dubai pada pukul 22.21 WIB menggunakan penerbangan EK0359 .
"Last departure (keberangkatan terakhir) tanggal 13 Februari 2017," kata Agung Sampurno, di Jakarta, Senin. Seorang lagi berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bangkok pada Minggu (19/2), menggunakan penerbangan EK0359.
Tan Sri Noor Rashid Ibrahim meyakini empat warga negara Korea Utara yang jadi buron itu sekarang sudah berada di Pyongyang. "Kami sekarang berupaya menangkap mereka. Kami akan mengerahkan segalanya untuk mengejar mereka," jelas Tan Sri Noor Rashid Ibrahim.
Penyidikan kasus itu membuat hubungan diplomatik antara Malaysia dan Korea Utara jadi memanas. Korea Utara menuding Malaysia sengaja mengulur waktu penyerahan jenazah Jong Nam kepada pemerintah Korea Utara. Sedangkan Malaysia menyebut Korea Utara mengganggu proses hukum terhadap kasus itu.
Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia Kang Chol, Senin, mengungkapkan kekecewaan terhadap Malaysia. "Sudah tujuh hari sejak kejadian (korban tewas di bandara), tapi masih belum ada juga bukti jelas soal penyebab kematian," kata Kang Chol.
Oleh karena itu Korea Utara sudah tak dapat mempercayai lagi proses investigasi yang dilakukan PDRM. Kang Chol juga menekankan sejauh ini Korea Utara sudah menghormati aturan dan prosedur hukum yang berlaku di Malaysia.
"Kami secara resmi ingin menyampaikan pada Malaysia dan dunia, kami menuntut penyelidikan bersama atas kasus ini," ucapnya.
Panggil pulang dubes
Malaysia berang pada sikap Korea Utara. Dampaknya, Malaysia memanggil pulang duta besarnya di Korea Utara. Malaysia juga memanggil Duta Besar Kang Chol yang terus melontarkan kritik.
Dalam pernyataan keras, Malaysia menyebut Kang Chol telah menodai reputasi Malaysia.
Pernyataan keras yang mengungkapkan kemarahan Malaysia ini bahkan disampaikan ketika Dubes Kang Chol masih berada di gedung Kementerian Luar Negeri Malaysia untuk memenuhi panggilan bertemu Deputi Sekretaris Jenderal 1 Raja Nurshirwan Zainal Abidin.
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan pemerintah Malaysia telah setransparan mungkin mengusut kematian Kim Jong Nam.
Menurut Malaysia, selama ini Kedutaan Besar Korea Utara di Malaysia terus diberi tahu tentang perkembangan kasus pembunuhan itu, selain proses investigasi yang tunduk kepada hukum Malaysia.
"Untuk alasan-alasan ini, pemerintah Malaysia memandang kritik yang dilontarkan Duta Besar Republik Rakyat Korea sama sekali tidak berdasar. Pemerintah Malaysia menganggap sangat serius setiap usaha tak berdasar untuk menodai reputasi Malaysia," tulis Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Malaysia telah memanggil Dubes Kang Chol, Senin, untuk meminta penjelasan atas tuduhan kepada pemerintah Malaysia dalam jumpa pers 17 Februari lalu. Menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia, Kang Chol menyindir pemerintah Malaysia memiliki sesuatu yang disembunyikan.
Dubes Kang Chol juga menuduh Malaysia bersekongkol dengan kekuatan yang memusuhi pemerintah Korea Utara. Kang Chol tiba di Wisma Putra (gedung Kementerian Luar Negeri Malaysia) pukul 09.54 waktu setempat dan masih berada di gedung kementerian itu sampai pukul 10.55. (thestar/straittimes/tribunnews/ruth vania)