Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suarakan Kritik Terhadap Pemerintah, Lima Blogger Hilang di Pakistan

Sejak Januari tahun ini, setidaknya ada lima blogger dan aktivis menghilang di Pakistan.

zoom-in Suarakan Kritik Terhadap Pemerintah, Lima Blogger Hilang di Pakistan
Twitter
Para blogger dan aktivis yang menghilang di Pakistan 

TRIBUNNEWS.COM - Sejak Januari tahun ini, setidaknya ada lima blogger dan aktivis menghilang di Pakistan.

Termasuk penyair dan dosen Salman Haider, yang dikenal karena kritik vokalnya soal  ekstremisme agama dan tindakan keras pemerintah terhadap aktivis oposisi.

Aktivis yang hilang lainnya juga sangat kritis terhadap pemerintah dan militer.

Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Asia Calling produksi Kantor Berita Radio (KBR).

Ada kekagetan dan kemarahan di Karachi menyusul hilangnya lima blogger secara misterius.

Pada 4 Januari, Waqas Goraya, seorang mahasiswa yang tinggal di Belanda dan Asim Saeed, seorang manajer IT yang tinggal di Singapura, diculik di kota bagian timur Lahore.

Dua hari kemudian, Salman Haider, seorang penyair, aktivis dan dosen diculik di ibukota Islamabad.

Berita Rekomendasi

Kemudian pada 7 Januari, aktivis Samar Abbas juga hilang di Islamabad.

Seniman terkenal Sheema Kirmani bergabung dengan aksi protes di Karachi. Penghilangan itu sangat mengejutkan, katanya, dan tidak demokratis.

Para blogger itu dikenal karena sikap liberal dan sayap kiri mereka. Termasuk menyuarakan perlawanan terhadap pemerintah dan militer serta kampanye soal penghilangan paksa.

Badan Intelijen Pakistan dituduh menggunakan penghilangan paksa dalam perang melawan nasionalis etnis Baloch.

“Ini adalah tren baru dan menurut saya perkembangan ini sangat mengkhawatirkan. Sebelumnya kami mencatat dan melaporkan penghilangan paksa kaum nasionalis di provinsi Balochistan hingga provinsi Sindh,” jelas Zohra.

“Mereka ini memperjuangkan hak-hal politik mereka. Dan tiba-tiba kami melihat orang-orang dari media sosial juga hilang. Padahal kami sebelumnya percaya kalau internet punya banyak kebebasan dan ruang untuk mengekspresikan diri.”

Itu adalah Zohra Yousuf, Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan atau HRCP.

Penghilangan paksa bukanlah hal baru di Pakistan meski hal ini jarang dilaporkan oleh media arus utama atau dibahas dalam forum terbuka.

Tapi kabar hilangnya blogger awal tahun ini sangat mengkhawatirkan. Amerika Serikat dan Uni Eropa pun mengecam insiden ini

Blogger Pakistan Jibran Nasir mengatakan penghilangan ini mengirim tanda mengerikan bagi komunitas online.

“Insiden ini telah menyebabkan kepanikan. Itu sebabnya sejak hari pertama, saya katakan ini adalah tindakan teror. Ini memaksa orang untuk menutup akun mereka, bersembunyi, tidak berkomunikasi dan menjauhi orang lain karena takut ada yang mengawasi. Berbagai ketakutan muncul,” kata Jibran.

Pertumbuhan media sosial dalam beberapa tahun terakhir di Pakistan sangat luar biasa dimana ada lebih dari 30 juta pengguna internet saat ini.

Namun dalam tingkat dunia, Pakistan termasuk 10 negara terburuk soal kebebasan internet.

Beberapa kilometer dari aksi demo di Karachi, sekelompok blogger muda berkumpul di tempat rahasia.

Mengenakan jeans dan kaos warna-warni, mereka menyusun strategi tentang bagaimana kampanye online bisa menyoroti penderitaan kelompok teraniaya dan terpinggirkan.

Di antara mereka ada Sindiya Johnson, yang  berusia 25 tahun. Dia terlihat sibuk dengan ponsel pintarnya. Di siang hari dia adalah seorang dokter tapi di malam hari dia aktif menulis blog.

“Blogging adalah aktivitas bertukar pengalaman. Tujuannya membantu kita memahami kebenaran. Ini sangat mudah gigunakan dan ditemukan karena internet bisa diakses siapa saja dan dimana saja,” tutur Sindiya.

Dengan 130 anggota, kelompok Johnson telah menyoroti isu-isu yang jarang diliput media nasional. Seperti serangan terhadap kelompok minoritas Kristen dan Hindu.

Politisi, selebriti, akademisi dan bahkan beberapa pemimpin agama menjadi pengikut akun mereka di Twitter dan Facebook. Tapi tetap ada bahaya bila berani bersuara.

Aktivis dari kelompok Islam muncul di tempat demo dan bentrok dengan demonstran. Para aktivis Islam menuduh para demonstran mendukung para penghujat yaitu para blogger yang hilang.

Selama beberapa pekan terakhir sudah ada laporan kalau tiga blogger yang hilang sudah kembali. Dua diantaranya langsung meninggalkan Pakistan dalam keadaan takut.

Sementara komunitas blogger Pakistan saat ini berupaya untuk tidak menarik perhatian.

Penulis: Naeem Sahoutara/Sumber: Kantor Berita Radio (KBR)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas