Tarian Awa Jepang Mengenang Arwah Tetapi dalam Kegembiraan
Tarian tradisional rakyat Tokushima ini lebih populer lagi setelah muncul di Expo Dunia Osaka pertama kali tahun 1970.
Editor: Johnson Simanjuntak
Kemudian oleh semua penari dan juga para penontonnya boleh saja ikut menjawab dengan kata-kata "Yatto Yatto". Yang artinya dari pemimpin seperti mengajak "Yuk Nari!" lalu kita jawab, "Nari yuk Nari yuk!".
Lagu yang dimainkan adalah lagu populer dari zaman Edo yang berjudul "Yoshikono". Liriknya berupa ajakan kepada penonton untuk turut menari.
Penari laki-laki ada yang membawa lampion kecil atau ada yang membawa kipas bundar (uchiwa) atau sapu tangan panjang (tenugui).
Dilakukan setiap tahun tanggal 12-15 Agustus, tari Awa dilangsungkan di tengah kota Tokushima.
Penari Awa menari dalam kelompok-kelompok yang disebut Ren sambil berpawai di jalan-jalan.
Satu kelompok penari bisa terdiri dari lusinan penari. Tari Awa adalah sejenis Bon Odori.
Penari wanita menari dengan posisi tubuh tegak dan tangan yang digerak-gerakkan di atas kepala.
Pria menari dengan pinggul direndahkan, serta gerakan tangan dan kaki yang dinamis.
Selain dipertunjukkan di Prefektur Tokushima, kelompok tari Awa asal Tokushima sering berkeliling di kota-kota besar di Jepang (khususnya di wilayah Kanto).
Di distrik Suginami-ku, Tokyo, tari Awa diselenggarakan kuil Koenji bersama pusat perbelanjaan di dekatnya.
Festival tari Awa merupakan salah satu dari 3 matsuri terbesar di Shikoku.
Tarian Awa sering dikatakan berasal dari gerakan tari disertai pengucapan doa agama Buddha.
Di Prefektur Tokushima terdapat lebih dari 1.000 kelompok tari Awa (ren), dan sekitar 350 kelompok di antaranya dimiliki perusahaan atau pengusaha.
Kelompok tari yang sudah mapan biasanya menjadi anggota Asosiasi Promosi Tari Awa (Awa Odori Shinko Kyokai) atau Asosiasi Tari Awa Prefektur Tokushima (Tokushima-ken Awa Odori Kyokai).