Tarian Awa Jepang Mengenang Arwah Tetapi dalam Kegembiraan
Tarian tradisional rakyat Tokushima ini lebih populer lagi setelah muncul di Expo Dunia Osaka pertama kali tahun 1970.
Editor: Johnson Simanjuntak
Selain itu, di Tokushima terdapat banyak kelompok kecil yang beranggotakan orang yang memang berminat menari, klub ekstrakurikuler mahasiswa, atau grup tari yang disponsori perusahaan atau pusat perbelanjaan.
Pada tahun 2006, festival tari Awa di kota Tokushima diikuti oleh 960 kelompok tari.
Ditambah dengan penonton yang ikut menari, orang yang menari di jalan-jalan kota Tokushima diperkirakan berjumlah di atas 100 ribu orang.
Penari wanita
Penari wanita mengenakan yukata dan topi anyaman (amigasa) yang hampir menutupi wajah bagian atas.
Alas kaki yang digunakan adalah sandal dari kayu yang disebut geta.
Pada gerakan tari untuk wanita, kaki dan tangan digerakkan secara anggun.
Berlainan dengan yukata yang dikenakan sehari-hari, penari Awa mengenakan yukata berikut pakaian dalam (juban), rok dalam (susoyoke), dan penutup lengan yang disebut tekko.
Penari pria
Tari yang dibawakan penari pria yang mengenakan setelan happi (hanten) dengan celana pendek disebut Hanten Odori (tari hanten).
Pria bisa juga mengenakan yukata dengan kain yukata di bagian kaki diangkat ke bagian pinggang, sehingga celana pendek yang dikenakan terlihat.
Bila mengenakan yukata, maka tarian tersebut disebut Yukata Odori (tari Yukata).
Anak perempuan sering memakai kostum penari laki-laki, dan menarikan gerakan tari Awa untuk pria.
Sebaliknya, pria tidak menarikan gerakan tari Awa untuk wanita.
Pada gerakan tari untuk pria, tangan dan kaki bergerak dengan bebas dan dinamis.
Bahkan bisa berloncat-loncat pula seperti yang disaksikan Tribunnews.com kemarin (19/3/2017).