Jasad Warga Asing di Jepang Bisa Dikirim ke Negara Asalnya Tanpa Harus Dibakar Dulu
Sejumlah warga di Jepang banyak yang kebingungan saat ada yang meninggal karena hukum di Jepang harus dibakar dulu sebelum dikirimkan ke negaranya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah warga di Jepang termasuk dari Indonesia yang umumnya beragama Islam memang tidak sedikit yang kebingungan saat ada yang meninggal karena hukum di Jepang harus dibakar dulu sebelum dikirimkan ke Indonesia.
Namun usaha yang dilakukan Top Reliance Fukuoka sejak 2 April 2013 memungkinkan jasad yang meninggal dikirimkan kembali ke negaranya maisng-masing setelah diproses sterilisasi.
"September tahun lalu ada seorang warga Sri Lanka meninggal di tempat kerjanya di Fukuoka dan kita bantu memproses jasadnya dengan mensterilkan dulu dan dimasukkan mesin pendingin beberapa wkatu lalu diurus pemulangannya ke negaranya," kata Hideaki Tanaka kepada Tribunnews.com, Selasa (9/5/2017).
Biaya pengurusan jasad yang meninggal 700 ribu yen ditambah biaya pabean, biaya tiket pesawat dan lainnya.
Diakuinya di daerah Kyushu memang banyak warga Indonesia yang mungkin juga berguna dan membutuhkan jasanya seandainya ada yang meninggal.
"Saya sudah bicara dengan seorang wakil kepala sekolah besar di Oita di mana banyak WNI di sekolah itu dan mendapat dukungan baik dari sana," tambahnya.
Upaya ini sangat membantu khususnya kalangan muslim yang umumnya memang tak mau dibakar jasadnya, tetapi hukum Jepang mengharuskan membakarnya sebelum dikirimkan ke luar Jepang.
Baca: Kebakaran Hutan di Jepang, 200 Warga Kurihara Diungsikan
Namun usaha Tanaka yang mantan polisi Jepang ini mendapat pengakuan dan pengesahan dari pemerintah Jepang untuk melakukan sterilisasi jasad tubuh orang yang meninggal sehingga mengangkut jasad utuh ke negara yang bersangkutan.
Sampai saat ini Tanaka mengakui dapat mengurus hal tersebut untuk pengangkutan ke Indonesia, Inggris, China, Korea dan Thailand serta beberapa negara lain.
Pada tahun 2015 ada 348 warga asing meninggal di Kyushu.
Tanaka berusaha untuk meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak termasuk mendekati berbagai kedutaan besar asing dan konsulat jenderal asing yang ada di Jepang memperkenalkan jasanya.
Situsnya bukan hanya berbahasa Jepang tetapi juga ada yang berbahasa Inggris: https://www.pdr-westjapan.com/
"Saya baru saja meluncurkan situs bahasa Inggris tersebut, semoga berguna bisa membantu warga asing di Jepang khususnya dalam hal proses kematian dan pengiriman ke negara masing-masing," tambahnya.