Tradisi Pernikahan Kekaisaran Jepang yang Harus Dilewati Kei Komuro
Kei Komuro (25) calon suami cucu Kaisar Jepang, Puteri Mako, ternyata harus mengubah kehidupannya satu tahun sebelum pernikahannya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kei Komuro (25) calon suami cucu Kaisar Jepang, Puteri Mako, ternyata harus mengubah kehidupannya satu tahun sebelum pernikahannya.
Pecinta ski, violin dan memasak kelahiran Yokohama Jepang ini mulai dikawal polisi apabila melakukan perjalanan ke luar rumah terutama ke kantor, belajar bertata krama kekaisaran, belajar bicara yang halus, serta berbagai macam pelajaran harus dilakukan mulai sekarang, setidaknya sampai saat menikah nanti.
Satu hal yang tidak mudah adalah tata cara tradisi kekaisaran yang penuh dengan berbagai aturan tradisional harus dilakukannya nanti.
Untuk itulah dia harus pula belajar dari saat ini, bukan hanya soal gerak, tetapi juga cara bicara, tingkah laku dan sebagainya.
Sejumlah ritual dan prosedur sebelum pernikahan mereka dimulai dengan Nosai no Gi, utusan Komuro harus mengunjungi Istana Kekaisaran dengan hadiah untuk secara resmi membuat sumpah pertunangan.
Kemudian tanggal pernikahan mereka akan diumumkan oleh utusan Komuro yang mengunjungi istana tersebut dalam sebuah ritus yang dikenal dengan nama Kokki no Gi.
Ketika seorang anggota keluarga Kekaisaran perempuan menjadi orang biasa melalui pernikahan, negara membayar uang saku secara lump sum.
Menurut undang-undang, pertemuan dewan delapan anggota, termasuk Perdana Menteri, akan menentukan jumlah uang tersebut yang berkisar 100 jutaan yen.
Sebagai contoh ketika Sayako Kuroda, putri tunggal Kaisar Akihito dan Permaisuri (Shouda) Michiko, menikahi seorang awam pada tahun 2005. Sayaka menerima sekitar 150 juta yen.
Baca: Setahun Lagi Menikahi Cucu Kaisar Jepang, Kei Komuro Sudah Dikawal 5 Polisi
Sementara Noriko Senge, putri sepupu Kaisar Pangeran Takamado, diberi uang saku sekitar 100 Juta yen saat dia menikahi putra sulung imam kepala Izumo Taisha, sebuah kuil Shinto di Prefektur Shimane, pada tahun 2014.
Ritus lain yang akan dijalankan Komuro termasuk pula upacara Choken no Gi, di mana Putri Mako akan mengungkapkan penghargaannya kepada Kaisar dan Permaisuri.
Pada hari pernikahan mereka, seorang utusan dari pihak mempelai pria akan datang untuk menjemput sang putri di istana dalam sebuah upacara yang disebut Judai no Gi, yang dilakukan sebelum memulai pernikahan.
Pernikahan Kuroda diadakan di Hotel Imperial Tokyo sementara Senge diadakan di Kuil Izumo Taisha.
Belum diketahui di mana mereka, Komuro dan Puteri Mako akan melangsungkan pernikahannya.
Dengan mengajukan pemberitahuan nikah nantinya, maka Putri Mako tidak lagi menjadi bagian keluarga Kekaisaran dan akan terdaftar sebagai warga biasa.
Dia akan diberi hak suara, hak membayar pajak dan lainnya.