Pasca-Insiden Bom Ariana Grande, Inggris Naikkan Level Ancaman Terorisme
"Prioritas kami saat ini memastikan apakah dia bekerja sendiri atau bagian dari jaringan yang lebih besar."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Kepolisian Inggris telah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di Manchester Arena, Inggris, yang menewaskan 22 orang termasuk anak-anak. Bom ini meledak di tengah pertunjukan konser musik Ariana, Senin malam (22/5/2017).
Pelaku tersebut, Salman Abedi masih berusia 22 tahun. Kepolisian Inggris enggan memberi detail lebih jauh mengenai Abedi.
Tapi seorang sumber pejabat AS yang mendapat informasi dari pejabat intelijen Inggris, Abedi lahir di Manchester tahun 1994 dari orang tua asal Libya. Abedi diyakini naik kereta dari London sebelumnya.
Inggris menaikkan level ancaman menjadi "kritis" atau genting (critical) dari sebelumnnya "parah" (severe) setelah serangan tersebut.
"Prioritas kami saat ini memastikan apakah dia bekerja sendiri atau bagian dari jaringan yang lebih besar," kata Kepala Polisi Manchester, Ian Hopkins, dikutip Reuters.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut tindakan terorisme ini pengecut. "Tindakan sangat pengecut, dengan sengaja menyasar anak-anak dan kaum muda yang tidak berdaya," kata May.
Insiden mematikan ini merupakan yang terbesar setelah kejadian bom bunuh diri Inggris di sistem transportasi London tahun 2005 silam, yang menewaskan 52 orang.