Ini 4 Hal yang Membuat Sejumlah Negara Arab Jengkel dan Putuskan Hubungan dengan Qatar
Doha dianggap sebagai pendukung kelompok Islamis garis keras yang di beberapa negara berhasil mendapatkan keunggulan politik.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan Qatar dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir mencapai titik puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah keempat negara itu memutuskan hubungan diplomatik.
Dalam sebuah langkah yang dirancang sebagai tekanan pada pemerintahan di Doha, negara-negara tetangga Qatar di Teluk Arab juga menutup perbatasan mereka dengan negara kaya tersebut.
Sementara Mesir menutup wilayah udara dan pelabuhan untuk semua bentuk angkutan Qatar.
Baca: Dulu Dikenal Negara Miskin, Kenapa Qatar Bisa Tiba-tiba Melejit Jadi Negara Terkaya Dunia?
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan pemerintah Libya yang berbasis di timur, juga memutuskan hubungan mereka dengan Doha. Maladewa kemudian bergabung sebagai -sejauh ini- satu-satunya negara non Arab (kendati mayoritas penduduknya Islam) yang melakukan pengucilan diplomatik itu.
Wartawan BBC Arab, Amir Rawash memaparkan empat alasan utama di balik krisis diplomatik ini.
Ikhwanul Muslimin
Qatar dan negara-negara tetangganya di Dewan Kerjasama Teluk mendukung pihak-pihak yang berbeda dalam perubahan politik menyusul apa yang disebut musim semi Arab (Arab spring).
Doha dianggap sebagai pendukung kelompok Islamis garis keras yang di beberapa negara berhasil mendapatkan keunggulan politik.
Misalnya, setelah mantan presiden Mesir Mohamed Morsi - pemimpin Ikhwanul Muslimin - digulingkan pada tahun 2013, Qatar menyediakan suatu platform untuk para anggota kelompok yang dilarang oleh pemerintah Mesir itu.
Arab Saudi dan UEA juga menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi 'teroris.'
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di lembaga pemberitaan Saudi, SPA, Qatar dituduh "mendukung berbagai kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan untuk mengacaukan wilayah tersebut, termasuk Kelompok Ikhwanul Muslimin, Daesh (ISIS) dan Al-Qaida."
Namun, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan, langkah pemutusan hubungan oleh Riyadh, Abu Dhabi dan Manama itu "tidak dapat dibenarkan dan didasarkan pada tuduhan yang tak terbukti dan tak berdasar."