Museum Penis di Jepang Ini Terkenal Untuk Kalangan Lemah Syahwat
Nama kepala museum adalah Chinko san. Entah asli entah nama samaran yang sudah populer selama ini, yang jelas kalau di ucapkan artinya Penis.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Museum penis sebenarnya ada di beberapa tempat di Jepang yaitu di Oita, Tokushima, Shizuoka dan Gunma.
Tapi yang satu ini di Gunma menjadi sangat menarik bahkan pernah satu hari 1000 orang datang ke sana untuk minta berkah supaya kehidupan pasangan bahagia dan terutama yang lemah syahwat bisa segar kembali menjalankan fungsinya dengan baik.
"Hai, baru datang? Naik apa ke sini?"
Sangat ramah kepala Chinpoukan (museum penis) yang ada di Gunma ini, menyapa Tribunnews.com saat berkunjung ke museum tersebut.
Nama kepala museum adalah Chinko san. Entah asli entah nama samaran yang sudah populer selama ini, yang jelas kalau di ucapkan artinya Penis.
Tapi kalau ditulis bahasa Jepang menjadi Chin (hiragana) dan Ko (akhiran untuk wanita, misalnya Asako, Yoshiko, Yuko, dan lainnya).
Tadinya Tribunnews.com pikir tak ada orang. Di loket pintu masuk pun kosong. Jadi ya langsung saja masuk. Eh, ternyata di dalam ada Chinko San yang langsung menyapa.
Langsung saja bayar kepadanya 900 yen per orang tiket masuk.
Setelah ditanya naik apa ke sini, Tribunnews.com menjawab, "Naik mobil."
"Ala maaa... Gak apa-apa tuh pulang dari sini nanti bisa membesar kuat itunya mending langsung segera pulang ya."
Buset, dia ngajak bercanda baru datang ke sana.
Itulah memang rupanya daya tarik museum penis ini.
Bukan presentasi barang atau pameran yang kita lihat tetapi ternyata kepala museum yang memang sangat lucu, baik, cepat bergaul dengan semua pengunjung dan membuat kita tertawa mendengar penjelasannya.
Museum ini menyajikan berbagai bentuk benda berbentuk penis, gambar penis seniman, ukiran penis dan juga tak kalah bentuk-bentuk vagina wanita ditampilkan pula.
Tentu beserta penjelasan supaya punya anak dengan baik melalui cara nge seks yang benar dan sebagainya .
Di luar pun ada batu yang menyerupai bentuk penis dan sudah ada sejak lama. Museum ini sudah ada mungkin sekitar 30 tahun lalu.
Namun baru akhir-akhir ini menarik perhatian masyarakat karena liputan media dan televisi serta cara bergaul kepala museum yang tidak canggung-canggung ceplos ceplos berbicara terkait seks.
Demikian pula geraknya yang sering membuat kaget pengunjung tetapi membuat kita tertawa.
Misalnya saat berfoto bersama dua pengunjung wanita di kanan kirinya.
Setelah difoto selesai kedua tangan dia langsung "menohok" ke bagian vagina wanita kanan kirinya.
Tentu saja mereka kaget sekaligus tertawa, "Aduh... Ada-ada saja itu kancho (kepala museum)," ungkap mereka sambil tertawa lepas.
Tampaknya memang unsur hiburan dibutuhkan di Jepang yang setiap hari sudah stres bekerja dan hiburan langsung kancho itulah rupanya membuat museum penis ini menjadi menarik di samping penjelasannya yang dilakukan kepada pengunjung mengenai ber bagai benda yang dipamerkan di sana.