Ada Kisah Mengenaskan di Balik Foto Kaki Berdarah ini, Restoran Pemicunya
Jika anda bekerja menjadi pelayan di restoran, pastilah mengerti rasanya melayani pengunjung dengan sabar dan bayaran sedikit.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM- Jika anda bekerja menjadi seorang pelayan pada sebuah restoran, pastilah mengerti bagaimana rasanya melayani pengunjung dengan sabar dan bayaran sedikit.
Pelanggan yang berperilaku kasar, upah rendah dan harus berdiri sepanjang hari tanpa lelah melayani para pengunjung yang datang sudah menjadi rutinitas yang biasa dilakukan oleh para pelayan.
Pekerjaan yang menuntut fisik kuat ini tentunya haruslah diimbangi dengan pakaian dan alas kaki yang nyaman.
Namun bagaimana jadinya jika saat menjalani pekerjaan berat tersebut para pelayan ini juga dipaksa untuk menggunakan sepatu yang tak nyaman hingga membuat kaki lecet dan berdarah?
Seorang pelayan wanita berasal dari Alberta, Kanada mengungkapkan hal mengerikan yang dialaminya selama bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran bernama JOEY selama satu tahun belakangan.
Wanita yang tak mau disebutkan identitasnya tersebut mengaku dipaksa menggunakan sepatu hak tinggi selama berjam-jam dirinya bekerja.
Akibatnya kakinya menjadi luka dan berdarah hingga membasahi kaus kaki yang dikenakan.
Melihat kejadian tersebut, seorang temannya bernama Nicola Gavin memutuskan untuk membagikan foto kaki sahabatnya itu ke manajemen restoran dan memaksa untuk memberlakukan kebijakan yang sesuai mengenai peraturan sepatu hak tinggi untuk para pelayan wanita.
Namun sayangnya pihak restoran tak benar-benar menghapus peraturan tersebut.
Mereka hanya memberikan sebuah pengecualian dan tetap memberlakukan aturan mengenakan sepatu hak tinggi bagi para pelayan wanita.
" Kebijakan mereka masih sama yakni, karyawan (pelayan) wanita tetap mengenakan sepatu hak tinggi kecuali jika terjadi kecelakaan atau luka serius," ungkap Gavin.
" Kaki teman saya berdarah bahkan kuku jempolnya lepas, dan hingga sekarang ia masih ketakutan juga marah terhadap manajer restoran yang malah mengoloknya karena menggunakan sepatu tanpa hak (flat shoes).
Bahkan sang manajer juga mengungkapkan bahwa penggunakan sepatu hak tinggi sangat dibutuhkan, meski kaki sahabatku terluka dirinya harus tetap menggunakan sepatu hak tinggi beberapa hari kemudian," tambah Gavin.
Lebih menyakitkan, para karyawan wanita diharuskan untuk membeli seragam sedangkan para karyawan pria hanya perlu mengenakan pakaian hitam yang kebanyakan dari mereka telah memilikinya.