Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang ingin membangkitkan kembali kepercayaan rakyat terhadap Partai Liberal (LDP) dan menunjuk Shinjiro Koizumi (36), anak kedua mantan PM Jepang Junichiro Koizumi sebagai Wakil Sekjen LDP.

"Kita telah berusaha selama empat setengah tahun, dan mulai kini akan kita bangkitkan kembali kepercayaan rakyat kepada partai ini," kata PM Jepang Shinzo Abe, Kamis (3/8/2017).

Siang ini Abe akan bertemu koalisinya Komeito, dan setelah itu akan mengumumkan lengkap anggota kabinet baru Abe yang berlaku mulai hari ini dan malamnya kemungkinan akan dilantik di hadapan Kaisar Jepang.

Shinjiro diperkirakan akan menjadi PM Jepang di masa mendatang dan posisi Wakil Sekjen LDP saat ini untuk memperbaiki citra LDP karena Shinjiro mulai banyak terkenal di masyarakat Jepang disamping wajahnya yang tampan.

Koizumi dibesarkan di Yokosuka, distrik kediaman ayahnya, memasuki Universitas Kanto Gakuin di Yokohama dari sekolah dasar sampai universitas dengan gelar Bachelor of Economics pada tahun 2014.

Baca: PDI Perjuangan Disamakan dengan PKI, Apa Kata Megawati?

Lulus dengan gelar M.A. di bidang Ilmu Politik dari Universitas Columbia pada tahun 2006, dengan pembimbingnya Gerald Curtis.

Dia menghabiskan satu tahun sebagai rekan penelitian paruh waktu di Pusat Studi Strategis dan Internasional sebelum kembali ke Jepang pada tahun 2007.

Setelah itu dia bekerja sebagai sekretaris pribadi Junichiro, ayahnya.

Setelah pensiun ayahnya yang diumumkan pada tahun 2008, dia terpilih ke bekas kursi ayahnya yang mewakili distrik Kanagawa No.11 pada pemilihan umum Agustus 2009, di mana banyak kursi LDP lainnya hilang ke Partai Demokrat Jepang.

Dia berkampanye menggunakan mobil Toyota Prius sewaan dengan staf sukarela di tengah kritik statusnya sebagai politisi turun-temurun.

Koizumi menjadi kepala kaukus legislator muda LDP pada bulan Oktober 2011, sebuah jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Perdana Menteri Takeshita, Uno, Kaifu, Abe dan Aso.

Pada bulan Februari 2012, dia memulai sebuah proyek yang disebut "Tim 11," yang mengirim anggota divisi ke daerah-daerah di wilayah Tohoku yang terkena dampak gempa dan tsunami Tohoku 2011 pada tanggal 11 setiap bulan untuk berbicara dengan penduduk setempat dan melaporkan kembali keadaannya.