Ahli Jepang Ungkap TNT Bom Nuklir Korut 6 Kali Lebih Besar Dibandingkan Uji Nuklir September 2016
Namun terungkap penggunaan TNT untuk uji nuklir Korea 6 kali lebih banyak daripada tahun lalu.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hasil penelitian Badan Regulatori Nuklir Jepang mengungkapkan sampai Senin malam ini tak ada dampak radioaktif hasil uji coba nuklir Korut Minggu lalu terhadap Jepang.
Namun terungkap penggunaan TNT untuk uji nuklir Korea 6 kali lebih banyak daripada tahun lalu.
"Sampai dengan malam ini (4/9/2017) tak ada dampak negatif hasil uji nuklir Korut, termasuk debu radioaktifnya, terhadap Jepang," ungkap pihak Badan Regulatori Nuklir Jepang sore ini (4/9/2017).
Meskipun demikian sumber Tribunnews.com di kementerian pertahanan Jepang mengungkapkan adanya penggunaan bubuk TNT bahan peledak untuk uji nuklir tersebut jauh lebih banyak ketimbang uji nuklir Korut September tahun lalu (2016).
"Kalau melihat perkiraan dari sekretariat Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (CTBTO), diperkirakan getaran (magnitude) 5,8 dan kementerian pertahanan Jepang mengkonversikan ledakan TNT yang digunakan oleh Korut diperkirakan 70 kiloton," paparnya.
Jumlah bubuk TNT tersbeut jelas jauh lebih besar ketimbang tahun lalu saat ke-5 kali Korut melakukan uji coba nuklir yang hanya sekitar 11-12 kiloton saja.
"Artinya sekitar 6 kali lipat lebih besar ledakan dihasilkan untuk uji nuklir Minggu lalu itu dan ini cukup besar juga dan membahayakan," tambahnya.
Olehkarena itu pihak Jepang menganggap uji nuklir Korut kemarin itu sangat serius dan harus segera diambil tindakan tegas oleh masyarakat dunia lewat badan PBB dengan sanksi keras dan tegas serta secepatnya kepada Korut, ungkapnya lebih lanjut.