Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alat Musik Baru dari Jepang, Propanota, Ternyata Mau Dibuat Band dan Rekaman

Kini sang pencipta dan pembuat Propanota, alat musik baru itu, akan membentuk band dan nantinya melakukan rekaman

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Alat Musik Baru dari Jepang, Propanota, Ternyata Mau Dibuat Band dan Rekaman
Richard Susilo
Hajime Sugai (47) kelahiran Yachiyoshi Chiba Jepang pencetus Propanota 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Baru muncul enam tahun lalu, jadi populer di Jepang dan banyak yang suka, karena suaranya cantik seperti gamelan.

Kini sang pencipta dan pembuat Propanota, alat musik baru itu, akan membentuk band dan nantinya melakukan rekaman musik membuat album khusus Propanota.

"Saya sudah menyeleksi satu anggota band, mungkin masih perlu lainnya, nantinya akan membentuk band Propanota, lalu kita perform di berbagai tempat agar semakin populer, setelah itu melakukan rekaman dan pembuatan album musim dengan Propanota," papar Hajime Sugai (47) sang pencipta Propanota khusus kepada Tribunnews.com Selasa ini (5/9/2017).

Diakui Sugai belum pernah ke Indonesia tetapi diakui pula suara dari hasil tabung gas yang dibuatnya sangat mirip dengan suara gamelan dan bisa melantunkan nada mulai do re mi fa sol la si do.

Tribunnews.com yang mencoba alat itu juga kaget pula karena suaranya memang mirip gamelan Indonesia.

Hanya saja bentuknya tabung gas dan memang asal muasalnya ya tabung gas lalu dipercantik dan dibuat alat musik Propanota.

BERITA TERKAIT

Di masa depan Sugai berjanji akan ke Indonesia pul amelihat gamelan dan mendengarkan suaranya sendiri yang selama ini didengar dan dilihatnya hanya lewat internet.

Kolaborasi musim Propanota dengan artis lain dan musisi lain juga sedang dipikirkan olehnya untuk bisa semakin mempopulerkan musik Propanota ke seluruh tempat di Jepang.

"Demikian pula penampilan di berbagai tempat umum juga sedang saya rencanakan, misalnya di kuil-kuil besar yang punya tempat pertemuan seperti saya lakukan tahun 2015 di kuil Aoto dan ternyata menarik perhatian banyak orang di sana waktu itu," paparnya.

Bukan hanya itu saja, kursus musim Propanota juga ikut direncanakan agar semakin banyak orang bisa bermain dengan alat musik Propanota tersebut yang harganya berkisar 14.000 yen sampai dengan 36.000 yen per alat, di luar ongkos kirim.

"Kalau pakai bahan dari Indonesia mungkin akan lebih murah lagi ya dan bagus kalau diproduksi massal di Indonesia sehingga harga mungkin bisa lebih murah lagi."

Alat musik ini juga bisa dikoneksi dengan amplifier sehingga tersambung ke speaker sehingga suara bisa lebih cantik dan lebih keras lagi, untuk dipakai di panggung bersama band saat penampilan konser musik.

Berbagai upaya memang dipikirkan Sugai (47) untuk mempromosikan lebih lanjut Propanota, ungkap lulusan jurusan ekonomi sebuah Universitas di Tokyo tahun 1994, "Waktu lulus universitas saya memang agak terlambat sedikit saat itu karena kesibukan di sana-sini."

Sugai percaya alat musik ini akan dapat lebih populer dan dapat lebih murah lagi di masa depan kalau semakin populer yang saat ini hanya promosi lewat internet saja dalam bahasa Jepang.

"Saya inginnya sih tinggal di daerah-daerah dekat gunung dengan alam yang indah. Produksi di sana dan jualan di kota besar seperti Osaka dan Tokyo. Kan ada internet jadi orang bisa beli lewat internet saat ini," ungkap Sugai yang saat ini harus menjaga ibunya berusia 70 tahun dan ayahnya baru meninggal dunia tahun lalu.

Yang pasti alat musik Propanota buatan Sugai (memiliki kakak perempuan dan adik perempuan) ini banyak disenangi kalangan lansia Jepang untuk mengisi waktu hariannya dengan musik yang terdengar ala gamelan ini, membuat nyaman di hati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas