Warga Singapura Kecewa Halimah Yacob Dipilih Sebagai Presiden Tanpa Pemungutan Suara
Penetapan Halimah Yacob sebagai presiden baru Singapura tanpa pemungutan suara ternyata membuat warga kecewa.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Penetapan Halimah Yacob sebagai presiden baru Singapura tanpa pemungutan suara ternyata membuat warga kecewa.
Halimah (63) menjadi satu-satunya kandidat Pemilihan Presiden Singapura 2017 yang menerima Sertifikat Kelayakan dari Departemen Pemilu Singapura, Senin (11/9/2017).
Ini artinya warga Singapura tak perlu lagi melakukan pemungutan suara pada akhir pekan mendatang, sebab hanya Halimah yang dinyatakan sah untuk maju ke kursi kepresidenan.
Mulai Rabu (13/9/2017), Halimah resmi menjadi Presiden Singapura dan menjabat hingga enam tahun ke depan, menjadikannya muslimah melayu pertama yang mengemban tugas tersebut.
Namun, hal tersebut ternyata dibayangi kritik dan kekecewaan warga, yang merasa pemilihan presiden kali ini tidak demokratis.
Baca: Presiden Terpilih Singapura Pilih Tetap di Rusun, Tolak Tinggal di Istana
Media sosial diramaikan berbagai kritik dari warganet Singapura atas penetapan Halimah sebagai presiden tanpa pemungutan suara.
Kritik keras terutama datang dari warganet yang memang bukan pendukung Halimah di Pemilihan Presiden Singapura 2017.
"Terpilih (jadi presiden) tanpa dipilih (melalui pemungutan suara). Konyol sekali," tulis seorang pengguna Facebook bernama Pat Eng.
"Saya akan menyebutnya sebagai Presiden Dipilih mulai sekarang," tulis seorang pengguna Facebook bernama Joel Kong.
Bahkan, media sosial diramaikan oleh tagar topik #NotMyPresident (Bukan Presiden Saya), tagar topik yang sempat menjadi tren saat Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS.
"Jangan sebut itu sebagai pemilu jika warga Singapura pada akhirnya tak bisa memilih," tulis pengguna Facebook bernama Fazly Jijo.
Halimah menjadi kandidat tunggal yang sah untuk menjabat posisi Presiden Singapura, usai empat rivalnya tereliminasi dan didiskualifikasi karena tak memenuhi persyaratan.
Setelah ditetapkan secara resmi menjadi presiden, Halimah akan dilantik di Istana Kepresidenan, Kamis (14/9/2017), mendatang. (Japan Times/ABS-CBN)