ISIS Klaim Dalangi Penembakan di Las Vegas tapi FBI Meragukannya
Terhadap klaim ini, CIA mengingatkan agar tetap hati-hati dan tak secara cepat mengambil kesimpulan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, LAS VEGAS - Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS) pada Senin (2/10/2017) telah mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab dalam penembakan massal di Las Vegas yang terjadi pada Minggu malam waktu setempat. Namun, klaim itu dilakukan tanpa bukti kuat.
Biro Investigasi Federal (FBI) telah membantah klaim tersebut. Senada dengan FBI, agen rahasia AS, Central Intelligence Agency ( CIA), juga menolak klaim tersebut.
AFP melaporkan, klaim yang disampaikan melalui layanan pesan instan Telegram itu menyebutkan, penembak Las Vegas, Stpehen Paddock adalah tentara mereka yang baru saja direkrut.
Terhadap klaim ini, CIA mengingatkan agar tetap hati-hati dan tak secara cepat mengambil kesimpulan.
Pihak yang mengklaim tak memberikan bukti kuat terhadap klaim tersebut dan hingga kini aparat kepolisian masih percaya bahwa tak ada tanda-tanda bahwa Paddock terafiliasi ke ISIS dan menjadi jihadis.
Sejak awal pengusutan kasus ini, pihak kepolisian di Las Vegas mengatakan, tak ada informasi adanya link teror internasional dalam kasus penembakan tunggal tersebut.
Menjawab berbagai pertanyaan terkait klaim ISIS, Juru Bicara CIA Jonathan Liu mengatakan, mereka telah mengetahu adanya klaim dari ISIS tersebut.
"Kami menyarankan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan sebelum mendapatkan fakta," kata Liu seperti dikutip AFP.
Direktur Program on Extremism at George Washington University Lorenzo Vidino, mengatakan, ISISI memang sering mengklaim berbagai kejadian teror di dunia. Misalnya, perampokan di kasino Manila dan juga serangan neo-Nazi di Rusia.
"Khususnya saat ini, mereka telah mengklaim bertanggung jawab dalam penembakan Las Vegas untuk sebuah bukti random yang tidak mereka miliki," kata Vidino.
"Sudah lama mereka mendramatisasi peristiwa nyata, mereke memutarbalikkan kebenaran," lanjut Vidino.
Berbagai klaim ini terjadi saat kekuatan ISIS di berbagai negara seperti di Irak dan Suriah mulai menyusut dan terdesak.
Klaim-klaim atas penyerangan di luar medan perang Irak dan Suriah diduga dimanfaatkan para pemimpin ISIS untuk meningkatkan mental para tentara yang kini sudah semakin terdesak.
Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: CIA dan FBI Ragukan Klaim ISIS dalam Penembakan di Las Vegas