Ini Sosok Yasser Arafat, Pejuang Legendaris Palestina yang Sempat Pukul Mundur Pasukan Israel
Apalagi ketika keluarga Arafat pindah ke Palestina mereka pernah mendapat perlakuan kasar dari tentara pendudukan saat itu, Inggris.
Editor: Ferdinand Waskita
Mulai 1968, PLO menjadi organisasi politik besar dan kuat serta dipimpin langsung oleh Yasser Arafat.
Tak lama kemudian PLO mempunyai organisasi militer Palestine Liberation Army (PLA) yang mampu menunjukkan PLO bisa terang-terangan berjuang secara militer.
Reputasi PLO yang memperjuangkan Negara Palestina Merdeka sempat pudar ketika berlangsung aksi teror Jordania (1970) dan para pelaku teror ternyata para pejuang PLO.
Kawasan Timur-Tengah sempat memanas waktu itu dan mengakibatkan bentrok antara PLO melawan militer Jordania.
Peristiwa Black September (1972) pada Olimpiade Munich yang mngakibatkan 11 atlet Israel tewas di tangan pejuang Palestina membuat nama PLO dan Arafat makin pudar.
Keadaan tambah runyam karena Libanon kemudian dilanda perang saudara.
Puncaknya pada tahun 1982 akibat serbuan Israel yang terus menerus PLO terpaksa hijrah ke Tunisia di bawah lindungan pasukan multinasional.
Di negara ini Arafat masih saja diburu Israel dan beberapa kali lolos dari usaha pembunuhan.
Sepeninggal PLO, di Libanon tetap saja muncul kelompok-kelompok pejuang melawan pendudukan Israel.
Salah satu kelompok yang kemudian menjadi besar dan populer adalah Hizbullah.
Perjuangan PLO dan Arafat yang bermarkas di Tunisia terus berlanjut.
Akan tetapi pada kurun 1990-2004 Arafat lebih menyukai perjuangan secara damai sehingga pada tahun 1994 ia mendapat penghargaan hadiah Nobel.
Pada tahun itu juga Arafat yang telah jadi tokoh internasional kembali ke Palestina.
Dua tahun kemudian, Arafat menjabat sebagai presiden Palestine Authority.