Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profesor Jepang Kampanyekan Kain Tenun Ikat Indonesia Agar Jadi Warisan Budaya Dunia

Kain tenun ikat Indonesia juga sedang dikampanyekan di Jepang agar bisa menjadi warisan budaya dunia milik Indonesia juga.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Profesor Jepang Kampanyekan Kain Tenun Ikat Indonesia Agar Jadi Warisan Budaya Dunia
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Batik dari sutera tanpa motif binatang diperagakan oleh Prof Masakatsu Tozu. 

Baca: Harga Kain Batik Lebih Murah Dijual di Jepang Dibanding di Indonesia

"Dulu Malaysia tampaknya juga ingin menjadikan batik sebagai milik mereka. Tetapi setelah diakui UNESCO akhirnya mereka menyadari sendiri batik milik Indonesia bukan milik Malaysia. Sedangkan orang Jepang dari dulu juga tahu dan sadar kalau batik ya memang dari Indonesia bukan dari negara lain," tambahnya.

Batik memang hebat sudah terdaftar sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia. Namun tenun ikat menurut Tozu jauh lebih hebat lagi.

"Di dunia tenun ikat itu bersumber dari tiga negara yaitu Indonesia, India dan Jepang. Namun teknologi tenun ikat itu aslinya dari Indonesia, lalu masuk ke Jepang lewat Okinawa. Jadi pantaslah kalau bangsa Indonesia mendaftarkan tenun ikatnya ke warisan budaya dunia UNESCO sebenarnya," ungkapnya.

Banyak orang Jepang juga tahu kalau teknologi pembuatan tenun ikat itu sebenarnya dari Indonesia bukan dari Jepang. Masuk melalui Okinawa lalu menyebar di berbagai tempat di Jepang.

Sementara itu Tozu juga memperlihatkan batik sutra Indonesia yang sangat cantik warna hitam dengan motif bernuansa Islami.

"Tidak ada motif binatang apa pun di batik gaya Islam ini dan ini memang sangat cantik sekali bagi bangsa Indonesia," ungkapnya memperlihatkan batik agak kuno dengan harga sekitar Rp 13 juta.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas