Tak Puas Klaim Yerusalem, Trump Tebar Ancaman 'Mengerikan' untuk Rakyat Palestina
Tak puas mengklaim Yerusalem untuk Israel, Donald Trump menebar ancaman untuk rakyat Palestina.
Penulis: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM - Tak puas mengklaim Yerusalem sebagai Ibukota Israel, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menebar ancaman untuk rakyat Palestina.
Seperti dilansir dari BBC, Rabu (3/1/2018), Trump mengatakan AS bisa menyetop pembayaran bantuan untuk rakyat Palestina yang enggan berbicara soal kedamaian.
Melalui akun jejaring sosial Twitter @realDonaldTrump, dia berkicau AS tidak menerima apresiasi maupun penghormatan sebagai balasan atas bantuan itu.
Trump juga berkicau bahwa pernyataan Yerusalem sebagai ibukota Israel membuat Palestina melenceng dari meja diskusi terkait pembicaraan damai.
Sementara, rakyat Palestina menilai langkah AS terkait status Yerusalem tidak bisa lagi menjadikannya penengah dari pembicaraan damai tersebut.
Kicauan Trump terkait embargo bantuan untuk Palestina berawal dari cuitannya terkait sokongan keuangan buat Pakistan.
Dalam cuitannya, Trump mengatakan Pakistan hanya memberikan kebohongan dan tipuan sebagai timbal balik bantuan miliaran dollar yang diberikannya.
"Bukan cuma ke Pakistan, kami membayar miliaran dollar hanya untuk omong kosong," kicau Trump.
"Sebagai contoh, kami membayar rakyat Palestina ratusan juta dollar per tahun dan tidak mendapatkan apresiasi apapun," cuit Trump.
"Mereka (rakyat) Palestina bahkan tidak mau bernegosiasi terkait pernyataan damai dengan Israel," lanjutnya.
"Kami telah mengambil Yerusalem, bagian terberat dalam negosiasi, keluar dari meja. Tapi Israel, untuk itu, harus membayar lebih banyak."
"Tapi, dengan Rakyat Palestina, tidak lagi ingin berdamai. Lalu mengapa kami harus memberikan bantuan masa depan ini untuk mereka (rakyat Palestina--red)?"
Bantuan apa yang diberikan Amerika Serikat?
Kicauan Trump tersebut menyusul pernyataan Nikki Haley, Duta Besar AS untuk PBB.
Haley mengatakan bahwa Negeri Paman Sam bakal setop berkontribusi terhadap badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina.
Seperti diketahui, lembaga tersebut menyoroti soal pendidikan, kesehatan serta program sosial bagi pengungsi Palestina.
Nah, AS merupakan donatur pemerintah terbesar, yakni sebesar hampir 370 juta dollar AS atau setara dengan hampir Rp5 triliun pada 2016.
Berbicara di konferensi, Haley mengatakan Trump tidak akan memberikan bantuan atau setop memberikan sampai Palestina setuju kembali ke 'meja diskusi'.
Haley mengatakan voting PBB melawan keputusan Trump soal Yerusalem tidak membantu dalam situasi seperti ini.
Seperti diketahui, lebih dari 128 negara anggota PBB tidak mendukung keputusan Trump terkait klaim Yerusalem sebagai ibukota Israel.
"Rakyat Palestina sekarang harus menunjukkan niat mereka untuk kembali ke meja diskusi. Sekarang, mereka tidak ingin kembali ke meja diskusi, namun meminta bantuan," ujar Haley.
"Kami tidak akan memberikan bantuan, kami harus memastikan dulu mereka kembali ke meja diskusi," kata Haley.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.