Terdakwa Teror Paris: Terserah Anda Mau Apa, Saya Tidak Takut
Namun dalam persidangan, pria berambut gondrong itu justru memilih untuk bungkam.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Terdakwa serangan teror Prancis pada 2015 lalu, Salah Abdeslam (28), mengaku "tak takut" soal keputusan pengadilan atasnya.
Abdeslam menjalani persidangan pertamanya di Palais de Justice, Brussels, Belgia, Senin (5/2/2018), atas tuduhan terorisme.
Persidangan perdana Abdeslam sejak serangan teror di Paris, Prancis, November 2015 lalu, ini sangat dinantikan publik, yang ingin mengetahui motif di balik serangan tersebut.
Namun dalam persidangan, pria berambut gondrong itu justru memilih untuk bungkam.
Abdeslam, sebagai satu-satunya terduga pelaku serangan teror Paris yang masih hidup, menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan padanya selama persidangan.
"Terserah Anda mau perlakukan saya seperti apa. Hakimi saja saya. Saya tidak takut karena saya tetap berpegang pada Tuhan," tutur Abdeslam.
"Saya akan tetap bungkam. Tetapi, itu tidak menjadikan saya bersalah atau seorang penjahat. Itu merupakan pembelaan saya," lanjutnya.
Abdeslam mendesak agar otoritas setempat mengadilinya dan menangani kasus tersebut berdasarkan bukti forensik yang ada, bukan berdasarkan "opini publik".
"Umat Islam seringkali dihakimi dan diperlakukan secara buruk. Mereka dihakimi tanpa pengampunan. Tidak pernah ada prasangka lain," katanya lagi.
Sebelum sesi persidangan itu, seorang yang diduga menjadi kaki tangan Abdeslam telah mengaku bahwa dirinya sempat bertempur untuk ISIS di Suriah.
Sang kaki tangan juga mengaku, baik dirinya dan Abdeslam memang berada di lokasi insiden bentrokan senjata di Brussels, Maret 2015 lalu, saat kepolisian setempat menggeledah tempat persembunyian Abdeslam.
Abdeslam dibawa ke Palais de Justuce dari lembaga pemasyarakatan Fleury-Mérogis, di selatan Paris, diiringi konvoi mobil dan motor pasukan khusus Prancis.
Sekitar 200 anggota kepolisian dikerahkan untuk mengamankan Palais de Justice selama sidang berlangsung.
Di lapas Fleury-Mérogis, Abdeslam ditahan di ruang isolasi dengan pengamanan dan pengawasan 24 jam yang super ketat untuk menghindari upaya bunuh diri.
Abdeslam menjadi satu dari tujuh pelaku serangan teror di Paris yang menewaskan 150 orang, ditangkap dalam sebuah operasi penggerebekan di Brussels, Maret 2016.
Sebelumnya, Abdeslam telah mengaku bahwa ia adalah penanggungjawab logistik bagi para pelaku teror Paris dan sempat berniat meledakkan diri di Stade de France. (Euronews/Guardian)