Kisah Gadis Pelaku Bom Bunuh Diri, Didandani Agar Terlihat Cantik, Didoktrin Masuk Surga
"Kami dibolehkan memilih gaya rambut apapun. Kami juga mendapat lukisan henna di tangan, kaki, bahkan kadang di leher," kenangnya.
Editor: Hasanudin Aco
Kamp itu milik Boko Haram, kelompok milisi yang melancarkan pemberontakan dengan tujuan mendirikan negara Islam di Nigeria utara.
"Awalnya saya ingin kabur namun tidak ada kesempatan," ujarnya.
Sejumlah pria ditempatkan berjaga-jaga di sekitar kamp guna menangkap siapapun yang mencoba kabur.
Tidak perlu waktu lama sampai dia terpaksa harus memilih: menikahi anggota milisi atau melancarkan "misi".
Dia menolak menikah. "Saya katakan kepada mereka, saya masih terlalu muda," ujarnya.
Baca: Bom bunuh diri di tempat Syiah di Kabul, sedikitnya 40 tewas
Konsekuensinya, dia harus melakukan misi. Akan tetapi, dia tidak tahu apa misi yang dimaksud.
"Misi"
Sejak awal Falmata mendapat kesan betapa mengerikannya kamp tersebut.
Kondisinya sangat sulit. Para tawanan, baik perempuan dewasa, gadis cilik, maupun anak laki-laki, dilanda ketakutan bahwa sewaktu-waktu mereka bisa terjebak dalam pertempuran antara militer pemerintah dan kelompok milisi.
Ketakutan itu khususnya dirasakan para perempuan.
"Kami takut para serdadu akan menyerbu kamp sewaktu-waktu dan tidak mengasihani kami, para perempuan. Mereka bisa saja menyangka kami adalah istri para anggota milisi," papar Falmata.
Jika ada helikopter atau pesawat di udara, para tawanan langsung panik karena cemas kamp tersebut akan dibombardir militer Nigeria.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.