Dulu Miskin dan Kerja Serabutan sebagai Tukang Jahit, Kini Dia Jadi Orang Terkaya Dunia
Meski kaya, ada saja ujian kehidupan yang dihadapinya. Ortega bercerai dengan Mera, lalu istrinya itu meninggal pada 2013 karena sakit.
Editor: Hasanudin Aco
Di tempatnya bekerja, ia juga belajar bagaimana memproduksi pakaian dan mendistribusikannya ke konsumen.
Setelah sempat bekerja sebagai salesman dan manajer di toko pakaian, pada awal tahun 1960-an, ia mulai memproduksi pakaian yang dijual dengan harga murah.
Pada awalnya, Ortega dan istrinya, Rosalia Mera, menjahit pakaian sendiri di ruang tamu rumahnya.
Lama kelamaan usahanya berkembang pesat dan bisa mendirikan toko pertamanya pada tahun 1975 dengan nama ZARA.
Ciri pakaian produksi Ortega adalah kualitasnya mewah tapi harganya lebih murah.
Hidupnya sederhana
Walau memproduksi pakaian mewah, sehari-hari Ortega dikenal sebagai pria berpenampilan sederhana.
Ortega selalu mengenakan blazer biru, kemeja putih, dan celana abu-abu. Malah mereknya bukan ZARA. Dan tidak pernah pakai dasi.
Sehari-hari Ortega juga dikenal sebagai boss yang ramah. Sering menghampiri dan mengajak berbincang-bincang karyawannya. Tak segan untuk turun tangan sendiri untuk urusan kecil di kantor.
Kehidupan sehari-harinya juga sangat sederhana. Ia selalu pergi ngopi di kafe yang sama. Makan siangnya di kafetaria bersama karyawannya.
Dalam bekerja, ia berprinsip untuk memberikan apapun keinginan pelanggan. Dan berikan lebih cepat dibandingkan orang lain. Ia menutut dirinya dan karyawannya untuk bekerja cepat dan efisien.
Fotonya jarang
Ortega dikenal sangat melindungi privasinya. Meski namanya terkenal, nyaris tidak ada yang tahu wajahnya. Foto pertama Ortega baru muncul pada 1999 di laporan keuangan perusahaannya.
Seumur hidup, baru tiga wartawan yang diperbolehkan mewawancarainya. Ia malah tidak pernah muncul di acara-acara kantornya sendiri.