Rencana Aksi 24 Poin Deklarasi Sydney Dijanjikan Rampung 2019
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus Asia Tenggara (ASEAN)-Australia 2018, resmi ditutup Minggu (18/3/2018) pukul 15.00 waktu setempat, AEDT.
Editor: Adi Suhendi
Sedangkan 12 inisiatif dialog yang akan dibicarakan di level menteri, lembaga, termasuk ketelibatan pihak swasta dari 11 negara peserta KTT.
12 inisiatif tersebut diantaranya penanggulangan terorisme; penanggulangan perdagangan manusia; cyber security dan e-commerce;pertahanan negara dan kawasan.
Kemudian maritim, urbanisasi dan infarstruktur ekonomi, konektivitas, pendidikan, kesehatan, Pemberdayaan perempuan, perdamaian, dan keamanan dalam mendukung strategi partnership.
Baca: Airlangga Akui Usulkan Titiek Soeharto Gantikan Mahyudin Sebagai Wakil Ketua MPR
Tidak seperti seremoni di Asia, yang sarat pengantar dan basa-basi, jumpa pers dan penyampaian kesepakatan itu langsung kepada materi.
Tidak ada selamat sore atau sambutan terima kasih.
PM Turnbull langsung membacakan naskah pidato dua halamannya, lalu kemuddian dilanjutkan sambutan perdana menteri Lee.
Secara bergantian mereka membacakan simpulan 24 poin deklarasi Sydney.
“Saya berdiri disini mewakili para pemimpin ASEAN, dari hasil plenary, tadi pagi,” kata Lee Hsien Loong yang berbicara setelah Malcolm.
Malcolm mengatakan, “Australia dan para pemimpin ASEAN akan terus bekerjasama untuk menegaskan kembali pentingan keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan di kawasan pertumbukan ekonomi paling tinggi di dunia,” kata Turnbull saat bicara dihadapan sekitar 130 wartawan internasional, regional Asia dan Australia di International Convention Center (ICC) Darling Harbour, CBD Sydney, Australia.
Pemimpin ASEAN yang hadir antara lain, Nadjib bin Haji Abdul Razak (PM Malaysia), Daw Aung San Suu Kyi (PM Myanmar), Nguyen Xuan Phuc (Presiden Vietnam), Lee Hsien Loong (PM Singapura).
Kemudian Malcolm Turnbull (PM Australia), Jenderal Prayut Chan-O-cha (PM Thailand), Sultan Haji Hasanah Bolkiah Mu’izzaddin Waddaullah (Raja Brunei Darussalam).
Lalu Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun (PM Kamboja), dan Dr Thongloun (Laos).
Presiden Philipina diwakili sekretaris menteri luar negerinya.