Cerita Mahasiswa Yogya di Skotlandia Saat Bertemu Sultan Hamengkubuwono X
Begitulah yang dialami oleh Gratiano Widi Setyanto, seorang mahasiswa MSc Social Anthropolgy di University of Edinburgh, Skotlandia
Penulis: Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bayangkan perasaan seorang rakyat jelata ketika dia bertemu secara langsung dengan raja yang memerintah daerah tempat tinggalnya.
Tentu hal itu akan jadi kenangan yang tak terlupakan.
Begitulah yang dialami oleh Gratiano Widi Setyanto, seorang mahasiswa MSc Social Anthropolgy di University of Edinburgh, Skotlandia.
Pria yang disapa Widi itu berasal dari Yogyakarta. Dia mendapat beasiswa Chevening dari pemerintah Inggris.
Minggu (18/3/2018) lalu menjadi momen yang tidak akan pernah dia lupakan. Widi diajak oleh seorang temannya menjemput Sri Sultan Hamengkubuwono X yang melakukan kunjungan kerja ke Edinburgh di stasiun.
Begitu bertemu, Widi menyalami Sri Sultan dan mengucapkan selamat datang lalu membawakan kopernya. Widi kemudian bergegas mencari taksi untuk membawa Sri Sultan dan GKR Hemas ke hotel tempat mereka menginap.
Mereka tidak langsung ke hotel. Mereka mencari restoran karena Sri Sultan merasa lapar.
"Setelah makan Beliau langsung cerah, bisa ngobrol," tutur Widi kepada Tribunnews.com dihubungi dari Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X berkunjung ke Edinburgh untuk bertemu dengan Lord Provost (walikota, red) Edinburgh Frank Ross.
Kunjungan tersebut dalam rangka menjajaki kerjasama bidang tata kota dan perlindungan bangunan cagar budaya.
Turut serta dengan Sri Sultan HB X adalah Walikota Yogyakarta Hariadi.
Bertemu dengan Sri Sultan HB X secara langsung adalah pengalaman pertama Widi. Dari pertemuan itu Widi mendapatkan kesan yang bagus terhadap Sri Sultan.
Menurut Widi Sri Sultan adalah sosok raja yang mudah berkomunikasi dengan rakyat jelata seperti dirinya.
"Ora ngiro nek tibake Ngarsa Dalem ki egaliter juga. Tak kiro ki wonge dhuwur, ora gampang komunikasi karo jelata," ujar Widi dalam bahasa Jawa.
"Jalan kaki, klambine yo biasa wae," imbuh Widi.