Di Balik Bocornya 50 Juta Data Pribadi Pengguna Facebook dan Kemenangan Donald Trump
Kepercayaan pengguna Facebook menurun drastis pasca terbongkarnya kasus Cambridge Analytica.
Editor: Grid Network
TRIBUNNEWS.COM - Kepercayaan pengguna Facebook menurun drastis pasca terbongkarnya kasus Cambridge Analytica.
50 juta data pengguna bocor dan disalahgunakan pihak ketiga. Sejak mencuatnya skandal ini, saham Facebook dilaporkan anjlok 6,77 persen.
Nilai valuasi perusahaan turun hingga 36 miliar dollar AS (setara dengan Rp 495 triliun) seiring kekhawatiran investor atas skandal kebocoran data di Facebook.
Secara telak, Facebook mengakui hal itu.
Cambridge Analytica, konsultan politik Donald Trump, meggunakan data pengguna yang bocor untuk kepentingan kampanye pilpres Amerika Serikat.
Kemenangan Trump adalah contoh betapa dahsyatnya dampak puluhan juta data pengguna Facebook yang dimanfaatkan Cambrige Analytica.
"Bukti betapa ampuhnya data dan riset yang kami kumpulkan adalah saat Donald Trump kalah secara popularitas namun berhasil mengumpulkan suara terbanyak saat pemilihan umum," ungkap Alex Tyler, Kepala Kantor Bagian Data, Cambridge Analytica dalam sebuah laporan investigasi Channel 4 News.
Lantas bagaimana Cambridge Analytica mengumpulkan data pribadi pengguna Facebook?