Gedung Kayu Tertinggi di Dunia 70 Lantai di Jepang Bakal Kurangi Ratusan Ribu Gas CO2
Satu hal lagi yaitu dapat mengantisipasi pemanasan dunia, atau secara tak langsung mengurangi pemanasan dunia
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Fenomena pembuatan gedung bertingkat dari kayu semua (hampir 100%) memang semakin meningkat dan di dunia sudah ada daftar 40 gedung kayu bertingkat sejak tahun 2009 dan terakhir dari Sumitomo Forest Co.Ltd dengan nama gedung konsep W350 yang kalau jadi berdiri muncul di tahun 2041, 23 tahun mendatang.
Apa kehebatan gedung bertingkat serba kayu? Logika saja langsung kita ketahui karena menyatu dengan alam, tampak alamiah, citra akrab lingkungan atau greenery yang indah.
Satu hal lagi yaitu dapat mengantisipasi pemanasan dunia, atau secara tak langsung mengurangi pemanasan dunia terutama dari gas CO2.
"Bahkan dari gedung W350 ini nantinya apabila terbentuk, setelah dihitung akan bisa mengurangi panas dunia sebanyak 100.000 ton gas CO2," papar General manager Institut Penelitian Tsukuba Sumitomo Forestry Co.Ltd., Ichiro Nakajima (59) khusus kepada Tribunnews.com Selasa ini (27/3/2018).
Selain itu kehebatan dari gedung konsep W350 ini selain kayu semua dari dalam negeri Jepang, juga untuk mengantisipasi kerusakan, semua kayunya akan dilapisi dengan cat khusus yang diぶあt雄ぇhShinEtsu Co.Ltd khususnya bercampur silikon sehingga sangat kuat melapisi kayu-kayu itu nantinya, tambahnya lagi.
Perpaduan kayunya pun beraneka ragam dengan struktur kayu yang kuat berat di bagian kerangka luar dan dalamnya bercampur sedikit dengan kayu yang ringan.
"Pada dasarnya konstruksi bangunan dan kekuatan menahan beban tidak beda jauh dengan gedung yang biasa umumnya dari betonan. Bagian top paling atas pun bisa dipasangkan tempat pendaratan helikopter karena memang kuat sekali gedung ini, harus diperhitungkan dengan kekuatan taifun atau gempa bumi pula nantinya."
Konsep bangunan kayu penuh ini memang sangat menarik dipandang mata nantinya karena bagian luarnya pun akan dihiasi dengan pepohonan hiasan pula sehingga tampak semakin asri menyatu dengan alam.
"Pada dasarnya dalam pembuatan gedung 70 lantai kayu ini terdiri dari gabungan tiga tim, baik kelompok alam dengan kayu-kayunya, bagaimana menyiapkan kayu, termasuk penghijauan agar alam Jepang tetap seimbang tidak hanya diambili saja kayunya. Lalu tim material bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan, dan kelompok ketiga tim desainer dan arsitek atau bidang pembangunannya."
Menjadi tantangan adalah bagaimana bisa mengurangi biaya-biaya pembangunan yaitu dengan pengembangan terus-menerus teknologi yang ada sehingga akhirnya bisa mengirit biaya pengerjaan nantinya.
"Bukan tidak mungkin di tengah perjalanan muncul teknologi baru sehingga biaya pembangunan bisa jadi lebih murah lagi di samping kemungkinan semakin besar biaya pembangunan di masa depan karena berbagai faktor perekonomian termasuk pula pengaruh perekonomian dunia."
Selain proyek raksasa ini, menurut Nakajima, bukan tidak mungkin proyek lainnya juga dikembangkan di berbagai negara lain terkait pembangunan gedung yang mayoritas menggunakan kayu-kayu.