Pemasok 'Lady Escort' di Jerman Sebut Ada Politisi Indonesia yang Jadi Pelanggan Mereka
Beberapa di antara politisi tersebut bahkan menghabiskan uang 10 ribu euro (sekitar Rp 170 juta) per bulan demi wanita-wanita tersebut.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kami dengar anda mau pindak ke Dubai, mengapa ya?
"Karena itu adalah negara yang bagus dan cerah. Anda memiliki banyak peluang apabila berbisnis di sana."
Apakah ada petugas hukum yang mungkin mendekati Anda, FBI misalnya?
"Mengapa? Di Jerman itu legal untuk memiliki agen pengawalan (escorts). Badan ini terdaftar secara resmi di pemerintahan Jerman dan membayar pajak. Dengan kata lain kita hanya melakukan hal-hal yang tidak dilarang oleh hukum Jerman. Lebih lanjut kami tidak melakukan pemesanan di negara-negara di mana prostitusi adalah ilegal. Buruk bagi negara yang membuat undang-undang menentang itu. Mereka kehilangan banyak kesempatan dan uang dan para gadis dipaksa menjadi penjahat di pasar gelap. Untuk melarang prostitusi tidak berarti bahwa itu tidak ada."
Nama Jan Zakobielski adalah nama asli anda?
"Ya benar itu nama asli saya."
Lalu kini anda menjual CE kepada pihak lain?
"Ya benar nanti akan saya ceritakan ekseklusif mengenai CE lainnya," ungkapnya lagi lebih lanjut kepada Tribunnews.com