Tersangka Pembunuhan Ahli Drone Hamas Berkewarganegaraan Bosnia, Ditangkap Di Kroasia
Al-Zawari (49), tewas setelah dihujani peluru saat berada di luar kediamannya di Kota Sfax, 270 km bagian Tenggara Tunis, pada Desember 2016 lalu
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TUNISIA - Tunisia mengumumkan penangkapan seorang tersangka dalam pembunuhan Mohammed al-Zawari, seorang insinyur penerbangan yang diklaim oleh kelompok Hamas sebagai anggota tim pesawat tak berawaknya (drone).
Al-Zawari (49), tewas setelah dihujani peluru saat berada di luar kediamannya di Kota Sfax, 270 km bagian Tenggara Tunis, pada Desember 2016 lalu.
Baca: Pesawat Tempur Rusia Jatuh di Perairan Suriah, Diduga Ditabrak Burung
"Dua orang yang melakukan pembunuhan itu diidentifikasi merupakan warga negara Bosnia," kata Juru Bicara Turki, Sofiene Sliti, pada Rabu kemarin.
Dikutip dari laman Al-Jazeera, Jumat (4/5/2018), seorang tersangka ditangkap pada 13 Maret di Kroasia, katanya, namun ia tidak memberikan rincian penjelasan lainnya.
Ia menambahkan, Bosnia tidak mengizinkan negara Balkan atau kroasia untuk menyerahkan kedua tersangka.
"Kami tengah berdiskusi dengan pihak berwenang Bosnia untuk meyakinkan mereka agar mau menyerahkan tersangka yang masih berada di Kroasia ini," kata Sliti.
Saat dihubungi Al Jazeera, Kementerian Urusan Dalam Negeri Bosnia tidak langsung menanggapi pernyataan Juru Bicara Turki itu.
Sedangkan Kementerian Urusan Internal Kroasia mengkonfirmasi penangkapan tersebut.
"Setelah penangkapan itu, Bosnia diperintahkan untuk mengekstradisi tahanan, sementara prosedur ekstradisi berada di bawah yuridiksi Badan Peradilan Republik Kroasia," kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Kroasia, kepada media setempat.
Baca: Neeraj Arora, Kandidat Kuat Pengganti Jan Koum Sebagai CEO WhatsApp
Tak lama setelah kematian al-Zawari, Hamas mengatakan pria tersebut merupakan seorang ahli drone yang telah bekerja untuk membantu perlawanan Hamas selama satu dekade.
Sebelumnya, kelompok gerakan pemberontakan itu telah memberikan al-Zawari kepercayaan untuk mengembangkan drone Ababeel yang digunakan melawan serangan terakhir terhadap Israel di Jalur Gaza pada musim panas 2014 lalu.