Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan PM Najib Razak Diminta Datang ke Markas ''KPK'' Malaysia

Sumber-sumber mengkonfirmasi Najib diminta memenuhi panggilan ke markas besar MACC pada Selasa (22/5/2018) pekan depan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mantan PM Najib Razak Diminta Datang ke Markas ''KPK'' Malaysia
The Star
Empat mobil polisi meninggalkan kediaman mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak di Taman Duta, Jumat (18/5/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Kedatangan empat petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia (MACC), di kediaman Mantan Perdana Menteri Najib Tun Razak bertujuan memberikan surat pemanggilan ke Markas MACC.

Najib dipanggil ke Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia (MACC) pekan depan.

Sumber-sumber mengkonfirmasi Najib diminta memenuhi panggilan ke markas besar MACC pada Selasa (22/5/2018) pekan depan.

Baca: Ditolak Warga, Jenazah Terduga Teroris di Rusun Wonocolo Sidoarjo Akhirnya Dikubur di Sini

Diberitakan sebelumnya dua mobil berisikan empat petugas dari MACC, Jumat (18/5/2018) sore.

Turun dari mobil, empat petugas Komisi pemberantasan Korupsi terlihat memasuki rumah mantan Perdana Menteri membawa tas.

Sebelum mereka, empat mobil polisi mobil terlihat meninggalkan kediaman mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak di Taman Duta pada Jumat (18/5/2018) pukul 15.45.

Berita Rekomendasi

Sekitar enam setengah jam penyidik polisi berada di kediaman Najib.

Kotak plastik berwarna biru terlihat dimuat ke dalam salah satu mobil penyidik sebelum meninggalkan kediamana Najib.

Masih belum diketahui isi dari kotak yang dimasukkan kedalam mobil penyidik polisi.

Jika itu adalah brankas yang coba dibuka melalui cara mengebornya, berarti itu adalah isi dari brankas yang telah dibuka.

Seorang polisi yang berjaga-jaga di garis polisi mengatakan para penyidik telah meninggalkan kediaman Najib.

Diberitakan Polisi Malaysia menyita 52 tas bermerek, 10 jam mewah dan uang tunai dalam berbagai mata uang yang termasuk RM537.000 (US$ 135.000) atau setara dengan Rp1.890.000.000.

Semuanya disita polisi saat penggeledahan di kediaman mantan Perdana Menteri Najib Razak, yang dimulai pada Rabu (16/5/2018) malam.

Polisi percaya dan mempunyai alasan menyita sejumlah barang mewah dan uang tersebut karena mencurigainya termasuk dalam kasus pelanggaran pencucian uang, pembiayaan terorisme dan hasil dari kegiatan 2001.

Di antara tas yang disita termasuk beberapa yang dibuat oleh Versace, Gucci dan Oscar de la Renta.

Sedangkan jam tangan yang disita termasuk yang dibuat oleh Rolex dan Patek Philippe.

Penggeledahan di rumah Najib berlangsung selama sekitar 18 jam.

Kepala Badan Tindak Pidana Polisi Diraja Malaysia, Datuk Seri Amar Singh Ishar Singh, yang memimpin penggeledahan mengatakan ini bagian dari penyelidikan skandal 1MDB.

Untuk itu Polisi memeriksa enam lokasi yang terkait dengan Najib, termasuk kantor Perdana Menteri.

Sebagaimana diketahui Kepolisian Malaysia menemukan sebuah brankas dalam penggeledahan di kediaman Najib, Kamis (17/5/2018).

Brankas yang ditemukan itu dicoba untuk dibuka menggunakan bor.

Pengacara Najib, Harpal Singh Grewal mengatakan bahwa sebuah tim polisi mulai pengeboran pukul 08.30 hari ini.

Harpal mengatakan bahwa brankas itu ditemukan di lantai kamar.

Langakh pengeboran harus dilakukan ketika kunci hilang atau tidak bisa ditemukan saat itu.

Dia mengatakan bahwa pengeboran masih terus berlangsung melewati 17.00 yang sudah tidak dibuka dalam dua dekade.

Pada pencarian itu sendiri, Harpal mengatakan 50 sampai 60 personil polisi dari Divisi Investigasi kejahatan komersial (CCID) tiba di kediaman Najib, sekitar pukul 22.00.

Polisi memberitahukan kepadanya dan Najib bahwa maksud kedatangan mereka untuk melakukan penggeledagan guna mencari barang bukti.

Mantan Perdana Menteri itu pun setuju untuk bekerja sama sepenuhnya dengan kepolisian yang sedang melakukan tugasnya.

Dia mengatakan polisi melakukan sendiri secara profesional karena mereka mencari setiap bagian dari kediaman Najib.

Polisi telah membuka beberapa kotak yang berisi barang-barang pribadi yang dibawa dari kediaman kliennya di Putrajaya.

"Pencarian dilanjutkan sampai sekitar pukul 05.00, ketika sekitar tiga kotak barang pribadi termasuk tas tangan dan pakaian diambil oleh polisi, " kata Harpal.

Ia pun mengkritik waktu penggeledahan yang dilakukan kepolisian di kediaman keluarga Najib.

Apalagi saat itu keluarga dan staf juga akan melakukan ibadah sebelum hari pertama bulan Ramadhan.

"Ini juga menyebabkan ketidaknyamanan yang luar biasa dan membuat tetangga jengkel," tambahnya.

Kepolisian Malaysia menggeledah dua rumah milik mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Kuala Lumpur pada Rabu (16/5/2018) malam sampai Kamis (17/5/2018) pagi.

Najib dan istrinya, Rosmah Mansor telah dicekal Departemen Imigrasi.

Pernyataan tersebut diumumkan Direktur Jenderal Departemen Imigrasi Malaysia, Mustafar Ali, seperti dilansir AFP Sabtu (12/5/2018).

"Imigrasi resmi memasukkan Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, ke dalam daftar cekal keluar dari negara ini," kata Mustafar dalam keterangan resminya.

Najib kemudian merespons pernyataan tersebut melalui kicauannya di Twitter. Dia mengatakan bakal menghormati keputusan yang dibuat negara.

Najib tengah menjadi sorotan setelah dia tersandung skandal lembaga investasi yang dia dirikan, 1Malaysia Development Berhad (1MDb) pada 2013.

Kasus tersebut mencuat ketika Wall Street Journal memublikasikan dokumen yang menunjukkan Najib menerima dana 681 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 9,5 triliun ke rekening pribadinya.

Mantan PM yang berkuasa selama dua periode tersebut bersikeras bahwa uang itu merupakan donasi dari salah seorang anggota Kerajaan Arab Saudi.

Skandal tersebut berimbas pada kekalahan Najib dan koalisi pimpinannya, Barisan Nasional (BN), pada Pemilihan Umum (Pemilu) Malaysia Rabu (9/5/2018). (The Star/Straits Times/BERNAMA)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas