Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilu Presiden dan Parlemen Digelar Bersamaan, Bagian dari Perubahan Konstitusi Turki

Angka tersebut terdiri dari 53,34 juta warga yang berada di Turki dan 3,05 juta warga Turki yang tengah berada di luar negeri.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pemilu Presiden dan Parlemen Digelar Bersamaan, Bagian dari Perubahan Konstitusi Turki
Al Jazeera
Pemilihan umum di Turki 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Pemilihan Umum (Pemilu) Turki digelar hari ini, Minggu, 24 Juni 2018.

Secara keseluruhan, sebanyak 56,39 juta warga Turki telah memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka.

Angka tersebut terdiri dari 53,34 juta warga yang berada di Turki dan 3,05 juta warga Turki yang tengah berada di luar negeri.

Baca: Hanya Dibuat Selama Seminggu, Ini 4 Fakta Lagu Baru Marion Jola feat. Rayi RAN

Voting pada misi diplomatik di luar negeri berakhir pada 19 Juni kemarin, sementara kotak suara di pintu masuk ke Turki akan tetap terbuka hingga pemilihan berakhir.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Minggu (24/6/2018), pemungutan suara pada hari Minggu ini akan menjadi kali pertama digelarnya pemilihan presiden dan parlemen secara bersamaan.

Hal itu sejalan dengan perubahan konstitusi tahun lalu yang akan mengubah sistem parlemen negara itu menjadi Presiden Eksekutif.

Berita Rekomendasi

Perubahan ini sebagian besar akan mulai diberlakukan setelah Pemilu.

Mereka akan menyerahkan kekuasaan eksekutif penting presiden berikutnya dan akan menghapuskan kementerian utama, serta menghapus peran pengawasan parlemen.

Sistem baru akan memungkinkan kantor kepresidenan untuk menunjuk wakil presiden, menteri, pejabat tingkat tinggi dan hakim senior.

Presiden juga akan dapat membubarkan parlemen, mengeluarkan keputusan eksekutif dan memberlakukan keadaan darurat.

Presiden yang masih menjabat hingga detik ini, Recep Tayyip Erdogan, berharap untuk bisa mempertahankan posisinya dengan kekuatan yang meningkat dan mengamankan mayoritas parlemen yang kuat.

Hal itu ia upayakan karena saat ini Turki menghadapi lira yang terdepresiasi dan demi mempererat hubungan dengan Barat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas