Tiga Negara Peringatkan Israel Soal Pengaruh Turki yang Ingin Cengkeram Yerusalem Timur
sumber-sumber Israel mengklaim telah sadar pengaruh perluasan Turki dan menyampaikan mereka telah memantau upaya tersebut selama lebih dari 1 tahun
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM TIMUR - Arab Saudi, Yordania dan Palestina telah memperingatkan Israel terkait pengaruh Turki yang secara perlahan mulai mencengkeram Yerusalem Timur.
Seperti yang dilaporkan surat Kabar Israel, Haaretz.
Baca: JK: Semua Arena Asian Games Selesai Paling Lambat 20 Juli
Dilansir dari laman Al Jazeera, Jumat (29/6/2018), laporan tersebut mencatat bahwa pejabat senior dari tiga negara Arab itu mengatakan kepada Israel bahwa Turki memperluas pengaruhnya di lingkungan Arab Yerusalem yang mereka sebut sebagai bagian dari upaya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengklaim kepemilikan atas Yerusalem.
Sementara, sumber-sumber Israel mengklaim telah menyadari pengaruh perluasan Turki dan menyampaikan mereka telah memantau upaya tersebut selama lebih dari satu tahun.
Menurut laporan tersebut, para pejabat Yordania dikabarkan marah atas respons lambat Israel, terutama sejak penandatanganan perjanjian rekonsiliasi 2016 yang secara teguh dipertahankan negara zionis itu.
Pejabat dari Otoritas Palestina (PA) juga menyatakan keprihatinan atas dorongan Turki untuk lebih jauh menancapkan pengaruhnya di Yerusalem Timur.
Pengaruh itu dimasukkan secara perlahan dalam bentuk sumbangan untuk prganisasi Islam di lingkungan Arab serta melalui tur yang diselenggarakan oleh kelompok Muslim Turki yang memiliki hubungan dekat dengan Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.
Para pejabat pertahanan Israel kemudian menyampaikan kepada harian itu bahwa fenomena tersebut mencapai puncaknya pada 2017 lalu.
Saat ratusan warga Turki 'membangun' kehadiran mereka secara reguler di sekitar kota itu yang membuat mereka akhirnya bentrok dengan pasukan pengamanan selama salat Jumat digelar di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
"Mereka mencoba membeli real estate dan memperkuat posisi politik mereka (di Yerusalem)," kata sumber dari kepolisian Osrael yang enggan disebutkan namanya.
"Ini juga merupakan sumber keprihatinan bagi PA, yang tidak ingin ada negara lain mengklaim bertanggungjawab atas Yerusalem Timur," katanya.
Perlu diketahui, Yerusalem Timur adalah ibukota dari negara masa depan Palestina.
Selain itu, Yordania juga merasa lrihatin lantaran fakta menunjukkan bahwa upaya Turki untuk memperluas pengaruhnya, membahayakan posisi Kerajaan Hashemite sebagai penjaga situs tersuci ketiga bagi agama Islam itu.
Baca: Fahri Usul Kampanye Pilpres Dibiayai Negara
Sedangkan Arab Saudi khawatir ambisi Erdogan di Yerusalem dapat membantu meningkatkan citranya di lingkungan Arab dan dunia muslim secara lebih luas.
Pada dasarnya, hal itu hanya akan membuat Erdogan terlihat sebagai satu-satunya pemimpin yang benar-benar berdiri untuk Israel dan Trump.