Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Malaysia Razia Tenaga Kerja Ilegal, Sebagian TKI Kabur ke Hutan dan Sembunyi di Kontainer

Mereka yang ditangkap, papar Haris Nugroho, adalah mereka yang bekerja di sektor konstruksi dan rumah tangga.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Malaysia Razia Tenaga Kerja Ilegal, Sebagian TKI Kabur ke Hutan dan Sembunyi di Kontainer
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
Sebanyak 101 TKI saat berada di Penampungan Sementara Direktorat Polisi Perairan Polda Kepri, Sekupang, Batam, Jumat (20/4). Sebanyak 101 TKI yang berasal dari berbagai daerah seperti Lombok, NTT, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kepulauan Riau tersebut rencananaya akan dipulangkan setelah pemeriksaan dokumen oleh pihak BNP2TKI selesai. (TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO) 

TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA -  Operasi pemberantasan pendatang asing tanpa izin (PATI) di Malaysia resmi dilancarkan pada awal bulan ini setelah proses pemutihan lewat program penggajian dan penempatan kembali dinyatakan selesai pada 30 Juni lalu.

Program tersebut dijalankan sejak Februari 2016. Namun kenyataannya masih banyak tenaga kerja asing yang tidak mengikuti pemutihan atau gagal memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan sehingga banyak di antara mereka merasa ketakutan terkena razia.

"Mereka melihat situasi. Kalau mereka merasa aman, siangnya mereka bekerja dan malamnya pergi ke tempat yang dianggap aman," jelas koordinator Serantau -perkumpulan tenaga kerja Indonesia di Malaysia-Nasrikah kepada BBC News Indonesia melalui telepon, Jumat (06/07).

"Mereka lari ke hutan dan kontainer, tempat yang mereka anggap tidak terjangkau oleh para petugas dari Imigrasi," tambahnya.

Baca: Mengapa Iklan Susu Kental Manis Selama Ini Tidak Ada yang Tegas Menindak?

Tindakan jaga-jaga dengan bermalam di tempat-tempat yang dianggap aman itu, lanjut Nasrikah, dilakukan oleh sebagian TKI ilegal karena razia terhadap PATI seringkali digelar pada malam hari.

Tak mau pulang ke Indonesia

Meski senantiasa dilanda ketakutan, masih menurut Nasrikah, para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia secara ilegal atau tanpa dokumen, memilih bertahan di negara itu.

Berita Rekomendasi

"Kalau pulang, risiko dilarang masuk ke Malaysia selama lima tahun. Kita pun tidak tahu bagaimana kondisi ekonomi keluarga mereka di kampung seperti apa, jadi mereka memilih bertahan dan hidup dalam ketakutan," tutur Nasrikah.

Sebagaimana ditetapkan dalam peraturan di Malaysia, pekerja asing gelap yang memilih pulang suka rela atau terpaksa dideportasi dilarang masuk ke negara itu selama lima tahun sesudah pemulangan.

Namun, menurut Konsul Jenderal RI di Johor Bahru, Haris Nugroho, perlu digarisbawahi bahwa razia seperti ini sudah sering dilakukan oleh pihak berwenang Malaysia.

"Biasanya rata-rata mereka merasa takut tetapi sejauh ini tidak ada gejolak yang berlebihan. Mungkin mereka hanya takut keluar dan takut bepergian jauh. Cuma seperti operasi tahun lalu, operasi di tanah air terlalu reaktif," tegasnya.

Berdasarkan data Jabatan Imigrasi Malaysia, hingga Selasa (03/07) tercatat 1.224 pendatang asing tanpa izin sudah ditangkap melalui razia yang disebut Ops Mega 3.0. Kelompok terbesar terdiri dari tenaga kerja ilegal dari Bangladesh sebanyak 399 orang, disusul Indonesia 164 orang, Filipina 157 orang dan Myanmar 109 orang.

Mereka yang ditangkap, papar Haris Nugroho, adalah mereka yang bekerja di sektor konstruksi dan rumah tangga.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas