Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sedotan Plastik di Jepang Akan Diganti Sedotan Kertas Antisipasi Sampah Plastik Menggunung

Starbucks dan McDonald di Jepang akan mengganti sedotan plastik yang digunakan selama ini

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sedotan Plastik di Jepang Akan Diganti Sedotan Kertas Antisipasi Sampah Plastik Menggunung
Richard Susilo
Sedotan plastik yang banyak dipakai di Jepang saat ini. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang 

 TRIBUNNEWS Tokyo -  Sampah plastik di dunia diperkirakan ada 300 juta ton per hari saat ini sangat mengganggu lingkungan hidup. Oleh karena itu banyak perusahaan kini mengantisipasi sampah plastik dunia dengan mengganti plastik sebisa mungkin dengan kertas.

 "Starbucks  dan McDonald di Jepang akan mengganti sedotan plastik yang digunakan selama ini dengan sedotan dari bahan kertas sehingga mudah di daur ulang nantinya," papar sumber Tribunnews.com Selasa ini (24/7/2018).

Penggantian itu semuanya akan terjadi tahun 2020 namun saat ini sudah akan dimulai sedikit demi sedikit penggantian tersebut dengan sedotan yang dibuat khusus dari kertas.

Dunia saat ini mencoba untuk pulih dari kontaminasi plastik, tambahnya.

Rose dari Ardberg Straw Company percaya bahwa sedotan plastik akan menjadi satu solusi pemecahan masalah sampah plastik.

Baca: Aksi Cabul Ayah Tiri Terbongkar Seusai Ibu Korban Baca Pesan di Seluler

Oleh karena itu peluncuran kertas yang dibuat Ardvark Straw dilakukan pada tahun 2007.

Berita Rekomendasi

Akhirnya muncul  permintaan dari kebun binatang, akuarium dan kapal pesiar yang ingin menjual produk dan jasa mereka tercitra ramah lingkungan dengan penggunaan kertas tersbeut.

Baca: Into-Ajis Temukan Ular Piton 7 Meter Jelang Malam Tiba, Temuan Pertama di Puuwanggudu

Satu-satunya alasan mengapa plastik jerami tidak hilang adalah biaya, kata Rose.

 "Sedotan kertas pasti biaya 1 sen lebih tinggi per manufaktur plastik. Tetapi  membuat perbedaan ratusan juta dolar untuk perusahaan besar, akan sangat berguna dibandingkan  biaya lingkungan laut yang jadi rusak nantinya."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas