Pecah Tangis Haru Saat Reunian Antar Keluarga Dua Korea Berakhir
Pada putaran kedua reuni, 337 Korea Selatan akan berpartisipasi yang dijadwalkan dari Jumat (24/8/2018) sampai Minggu (26/8/2018).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Momen perpisahan itu pun tiba. Ratusan orangtua dari dua Korea harus kembali berpisah pada Rabu (22/8/2018), pada akhir putaran pertama reuni antara kerabat yang dipisahkan oleh perang Korea tahun 1950-1953.
Sekitar 200 warga Korea Selatan dan anggota keluarga mereka akan kembali ke negerinya setelah tiga hari pertemuan dengan anggota keluarga mereka dari Korea Utara di Diamond Mountain resort, Pyongyang.
Pada putaran kedua reuni, 337 Korea Selatan akan berpartisipasi yang dijadwalkan dari Jumat (24/8/2018) sampai Minggu (26/8/2018).
Pada akhir putaran pertama reuni antar kerabat di dua Korea terlihat begitu emosional lagi menyayat hati tatkala para keluarga saling menangis, memeluk dan membelai.
Pelukan itu terasa terburu-buru, saat akan menjadi pertemuan terakhir kali bagi mereka untuk asling melihat satu sama lain sebelum mereka akan menutup mati atau meninggal.
Baca: Putri Ashanty Langsung Nangis Saat Lihat Hewan Kurbannya Disembelih
Banyak peserta dari Korea Selatan adalah pengungsi perang yang berkumpul kembali dengan saudara kandung atau anak-anak mereka. Banyak dari mereka sekarang telah berusia 70-an tahun.
Pada pertemuan makan siang akhir mereka pada Sebelum warga Korea Selatan akan pulang, Lee Ki-soon (91)tampak kehilangan kata-kata ketika dia tenang minum segelas soju dengan anaknya yang berada di Korea Utara berusia 75 tahun.
Di dekatnya, Ri Chol, warga Korea Utara 61 tahun, diam-diam menangis karena dia memegang erat tangan seorang nenek 93-tahun- warga Korea Selatan yang ia baru saja temui.
"Jangan menangis, Chol," ucap Kwon Seok, dalam derai air mata, mengatakan kepada cucunya.
Sun Jong, warga Korea Utara berusia 70 tahun, dengan hati-hati menyuapi makan ayahnya yang berwarga negara Korea Selatan berusia 100 tahun.
Di sisi lain, Han Shin-ja (99) mengatakan kedua putrinya dari Korea Utara untuk makan banyak "chap-ssal," atau ketan, untuk kesehatan.
Puterinya menangis ketika Han mengatakan kepada mereka dia akan selalu berdoa untuk kebahagiaan mereka dan juga untuk masa depan cucunya di Korea Utara. Meskipun dia tidak pernah dapat untuk melihat cucunya tersebut.
Terlihat pula beberapa kerabat bertukar nomor telepon dan alamat rumah, meskipun Korea sejak akhir Perang telah melarang warga negara masing-masing untuk mengunjungi kerabat atau menghubungi mereka tanpa izin.(AP)