Cari Keadilan untuk Putranya yang Tewas 17 Tahun Lalu, Pria Ini Sampai Cerai dari Istri
Seorang ayah di Tiongkok berusaha mencari keadilan untuk anaknya yang telah tewas 17 tahun lalu.
Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Bobby Wiratama
Saat-saat seperti itu merupakan momen orang-orang Tiongkok kembali ke rumah untuk reuni keluarga.
Namun, sama seperti sebelumnya, pengawasan Wang berakhir sia-sia.
Menurut Wang, momen melakukan pengawasan saat festival tengah berlangsung sangat menjengkelkan.
"Saat setiap keluarga menikmati waktu reuni dan petasan meledak di udara, aku hanya duduk di sudut jalan yang dingin, menunggu pelaku, dan tidak pernah tahu kapan ia akan muncul," ujarnya.
Terkadang Wang merasa putus asa hingga berpikir ingin bunuh diri.
Tapi, setiap keinginan bunuh diri datang, Wang selalu menguatkan kembali niatnya.
"Kasus putraku belum berakhir, jadi aku tidak bisa mati," tutur Wang.
Beruntung pada September 2017 lalu, kepolisian Fuqing menangkap seorang pria di daerah Daoxian, Provinsi Genan, yang memiliki ciri-ciri fisik seperti He Lei.
Saat ditangkap, pria tersebut mengaku bahwa dirinya adalah He Lei, pelaku pembunuhan pada 2001 silam.
He mengatakan ia kabur ke Fuqing setelah membunuh Lin.
Untuk menghindari pencarian polisi, ia kemudian terbang ke daerah Daoxian dan membuat identitas palsu atas nama Zhu Junyang.
Di Daoxian, He menikah dan memiliki tiga anak.
Sampai ditangkap pada September 2017 lalu, He tidak pernah menceritakan soal kasus pembunuhan yang ia lakukan pada sang istri.
Dua minggu setelah He Lei ditangkap, sang ayah menyerahkan diri ke pihak kepolisian.
Ia ditangkap atas tuduhan menyembunyikan pelaku kriminal.
Pada Juni 2018 lalu, Kejaksaan Fuzhou memulai penuntutan publik terhadap He atas tuduhan pembunuhan yang disengaja.
Wang akhirnya lega saat mengetahui pelaku pembunuhan anaknya sudah dibawa ke pengadilan.
Meski begitu ia mengaku masih merasa sedih karena kehilangan putra tercinta.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)