Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Bolivia Tampar Trump Melalui Kritikan Tajamnya Saat Pidato di Dewan Keamanan PBB

Morales merupakan seorang agitator terkenal di PBB, dengan sentimen anti-Amerika yang telah lama ada.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Presiden Bolivia Tampar Trump Melalui Kritikan Tajamnya Saat Pidato di Dewan Keamanan PBB
UNTV
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Bolivia Evo Morales saat menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) di New York, Amerika Serikat, 26 September 2018. 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Mayoritas pemimpin dunia yang hadir dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB), memang bersikap sedikit lebih lembut saat mengkritisi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Namun ada sebagian lainnya yang melontarkan 'kritikan tajam' terhadap orang nomor satu di AS itu, satu diantaranya adalah Presiden Bolivia Evo Morales.

Trump 'dipaksa' duduk saat Morales menyampaikan pidatonya dalam pertemuan DK PBB yang diadakan oleh Presiden AS, pada Rabu kemarin.

"Saya ingin mengatakan kepada anda (Ttump) secara terus terang dan terbuka di sini, bahwa Amerika Serikat sama sekali tidak ada niat untuk menegakkan demokrasi," kata Morales melalui seorang penerjemah.

Morales merupakan seorang agitator terkenal di PBB, dengan sentimen anti-Amerika yang telah lama ada.

Di masa lalu, ia pernah menyerang AS atas intervensi negara itu di Timur Tengah, termasuk dalam Perang Irak, penggulingan terhadap Diktator Libya Moammar Qaddafi serta perang sipil di Suriah.

Namun pada Rabu kemarin, ia kembali menampar Trump melalui teguran mengenai kebijakan luar negeri dan domestik yang diterapkan pengusaha yang kini menjadi Presiden AS itu.

Berita Rekomendasi

Dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (27/9/2018), Morales menegaskan bahwa perlakuan Presiden AS terhadap negara lain dan para imigran sangat buruk.

"Amerika Serikat tidak peduli tentang Hak Asasi Manusia ataupun keadilan," kata Morales.

Dalam DK tersebut, Trump memutuskan untuk memimpin pertemuan itu sebagai bagian dari upaya yang lebih luas dalam membangun dukungan internasional untuk mengkampanyekan tekanan yang menargetkan Iran.

Namun Bolivia dan negara lainnya dalam dewan tersebut menolak pandangan Trump yang menyebut perjanjian nuklir Iran yang dinegosiasikan oleh pendahulunya, Barack Obama adalah hal yang mengerikan.

Mereka juga tidak setuju dengan pandangan satu sisi yang dilakukan oleh Trump terhadap Iran.

"Bolivia secara kategoris mengutuk tindakan sepihak yang dipaksakan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap Iran," tegas Morales.

"Demikian pula kami mengutuk fakta bahwa AS telah mengundurkan diri dari JCPOA (perjanjian nuklir 2015) dan bersembunyi dibalik dalih untuk melanjutkan kebijakan campur tangannya di Iran,".

Trump, dianggap berbuat seenaknya karena memperlakukan para pemimpin dunia secara tidak adil, menggunakan daftar keluhan yang dibuat sendiri selama pidatonya di Majelis Umum PBB pada Selasa lalu.

Mendengar 'kicauan' Morales, ia pun tidak memberikan banyak tanggapan terkait kritikan tajam yang ditujukan khusus padanya.

Trump hanya mengucapkan terima kasih kepada Morales atas pernyataannya itu.

"Terima kasih, Pak Presiden," kata Trump singkat sebelum akhirnya meninggalkan ruang pertemuan itu.

Posisi Trump dalam memimpin DK PBB pun digantikan oleh Utusan AS untuk PBB, Nikki Haley.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas