Inggris, Perancis dan Jerman Desak Saudi Klarifikasi Soal Kematian Khashoggi
Pemerintah Inggris, Perancis dan Jerman mendesak agar dilakukan penyelidikan yang kredibel terhadap kasus tersebut.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM - Meski pemerintah Arab Saudi telah mengonfirmarsi pada Sabtu (19/10/2018), jurnalis kawakan Jamal Khashoggi tewas akibat pertikaian di kantor konsulat Saudi di Istanbul, sejumlah negara tetap meminta klarifikasi lebih lanjut.
Pemerintah Inggris, Perancis dan Jerman mendesak agar dilakukan penyelidikan yang kredibel terhadap kasus tersebut.
Dilansir BBC, Minggu (21/10/2018), ketiga tersebut Eropa ini menilai, penjelasan Saudi perlu didukung oleh fakta-fakta yang dapat dipercaya.
"Tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan ini dan kami benar-benar mengutuk peristiwa ini," kata Inggris, Perancis dan Jerman dalam sebuah pernyataan bersama.
"Masih ada kebutuhan mendesak untuk klarifikasi apa yang terjadi ... di luar hipotesis yang telah diajukan sejauh ini dalam penyelidikan Saudi, yang perlu didukung oleh fakta-fakta sehingga bisa dianggap kredibel."
Ketiga negara itu mengatakan, tidak akan membuat kesimpulan sebelum ada penjelasan lebih rinci dari kerajaan tersebut.
"Karena itu kami meminta penyelidikan dilakukan secara menyeluruh sampai pihak yang bertanggung jawab ditetapkan. Kami ingin ada proses hukum yang tegas untuk setiap kejahatan yang dilakukan," ucap pernyataan itu.
Selain itu, ketiga negara berharap agar kasus yang menimpa Khashoggi tidak pernah terulang lagi.
"Kami akhirnya akan membuat penilaian berdasarkan kredibilitas. Penjelasan lebih lanjut yang kami terima tentang apa yang terjadi, dan kami ingin peristiwa yang memalukan seperti itu tidak dapat dan tidak akan pernah terulang," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengaku tidak puas dengan penjelasan Arab Saudi terkait kematian Khashoggi.
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan bahwa "penjelasan yang ditawarkan Saudi sampai saat ini kurang konsisten dan kurang dapat dipercaya".
Sementara Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut penjelasan tersebut "Tidak bisa bertahan dan tidak akan berhasil."
Sejak 15 Oktober, otoritas Turki dan Saudi tengah menggeledah kantor konsulat Saudi di Instanbul untuk menemukan jasad Khashoggi.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berjanji akan membeberkan hasil penyelidikan secara utuh pada Selasa (23/10/2018) mendatang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.