Kerawangan Indonesia Bukan Sekedar Ventilasi Lubang Angin, Kini Masuk Jepang
Kerawangan (keramik) Indonesia bukanlah sekedar ventilasi lubang angin saja tapi bisa membuka komunikasi dua pihak
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kerawangan (keramik) Indonesia bukanlah sekedar ventilasi lubang angin saja tapi bisa membuka komunikasi dua pihak dan bahkan kini produk tersebut masuk Jepang terpilih sebagai salah satu Good Design Award 2018 (Japan) dan Good Design Indonesia.
"Indonesia punya potensi besar dan masuk juga dalam budaya Indonesia produk Kerawangan ini yang kini bukanlah lagi sekedar untuk ventilasi lubang angin tetapi bisa membuka komunikasi dua pihak di tengah privasi kita," papar Stevia Angesty CEO Mukura Ceramics khusus kepada Tribunnews.com Kamis ini (1/11/2018).
Kerawangan menurutnya bisa jadi sekat ruangan dengan model-modelnya yang baru seperti Premium Lattice Collection produknya yang dirancang oleh Zenin Adrian maupun Minima;ist Collection dirancang dalam perusahaan Mukura Ceramics.
"Misalnya saja kerawangan berdesain Bunga rame banget. Bisa kita design driven menjadi bagus apabila membeli dalam rentengan besar. Kita bisa berikan nasehat sehingga menjadi tampak cantik dan yang pasti kualitas produk kita yang terbaik pula dengan bahan dasar keramik granit," tambahnya.
Harga satu blok kerawangan design terbarunya yang modern dan ditampilkan di Tokyo saat ini adalah sekitar Rp.80.000 per blok dan menurutnya bisa beli di toko bangunan, internet tokopedia dan langsung ke perusahaannya lewat email.
"Tapi banyak juga yang pesan lewat Instagram rupanya kini jamannya sosial media terutama Instagram banyak dilihat orang Indonesia dan banyak yang memasannya dari sana," tambahnya lagi.
Pembuatan desain modernnya memang tidak semudah yang terlihat pada produknya.
"Kita lakukan eksperimen satu tahun bersama perancangnya Zenin Adrian. Lalu juga telah di patent meskipun sempat ada yang mau menirunya lalu kita surati dan pihak kementerian perdagangan juga sangat mendukung kita. Akhirnya orang yang mau memalsu produk kita itu mundur," ungkapnya lagi.
Selain itu ditekankan pula konsumer Inddnesia pinter saat ini sehingga tahu mana produk yang palsu. SDalam kasus B to B juga tak berani ambil mereka bila tahu ketemu produk yang palsu," papar Stevia (30) lulusan Universitas Stanford jurusan Material Engineering dan pabriknya berada di Cikupa.
Saat ini Stevia berharap produknya bisa menembus pasar Jepang, bersyukur berhasil masuk Jepang berpameran di Tokyo Good Design Award 2018 saat ini.
"Pihak kemendag sangat mendukung kita sekali karena menyadari Kerawangan merupakan bagian penting arsitektur tropis Indonesia. Rumah akan jadi lebih adem dan pencahayaan lebih baik serta market juga tidak jadi boring sehingga bisa punya potensi besar memasuki pasar internasional," harapnya lebih lanjut.