Pemberontak di Burkina Faso Gunakan Mayat untuk Melakukan Aksi Serangan Bom
Dua personil militer tewas akibat ledakan bom yang disembunyikan di dalam mayat yang mengenakan seragam militer di Burkina Faso.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, DJIBO - Dua personil militer tewas akibat ledakan bom yang disembunyikan di dalam mayat yang mengenakan seragam militer di Burkina Faso.
Mayat seorang pria berseragam yang ternyata adalah perangkap itu ditinggalkan tepat di luar Kota Djibo, dekat perbatasan dengan Mali.
Satu tim dikirim untuk menyelidikinya.
Baca: Seekor Buaya Ditemukan di Dapur Ketika Polisi Amerika Geledah Rumah Pengedar Narkoba
"Mayat itu, yang ternyata merupakan jebakan, meledak saat hendak ditangani. Dua tentara kami tewas dan melukai enam lainnya. Tiga di antaranya terluka serius," ujar staf umum angkatan bersenjata dalam pernyataannya, Jumat (15/2/2018).
Sebuah sumber keamanan mengatakan kepada AFP, mayat itu meledak saat seorang tentara mencoba membalikkannya.
Seorang korban tewas disebut adalah dokter tentara.
Baca: KPK Sebut Menkumham Teken MLA Guna Persempit Ruang Gerak Koruptor
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mayat tersebut.
Namun Burkina Faso, yang ada di jantung wilayah Sahel di Afrika, sedang berjuang melawan kelompok pemberontak.
Selain itu juga menghadapi keresahan sosial.
Lebih dari 300 orang tewas akibat serangan oleh kelompok pemberontak dalam empat tahun terakhir di Burkina Faso, menurut perhitungan AFP.
Baca: BREAKING NEWS: Puting Beliung Sapu Desa Tusan Agung, Suara Gemuruh Bikin Warga Panik
Pekan lalu, ada tiga serangan, dengan satu di antaranya menewaskan lima anggota pasukan keamanan.
Ibu kota Ouagadougou juga telah diserang sebanyak tiga kali, terakhir pada Maret 2018.
Pada Kamis (14/2/2019), PBB mengatakan ada 1,2 juta rakyat di negara itu yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Menurut Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sekitar 83.000 orang terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka akibat kekerasan.
Lebih dari 1.000 sekolah telah ditutup dan lebih dari 150.000 anak kehilangan pendidikan.
Sekitar 120.000 orang tak memiliki akses ke perawatan medis di daerah yang paling terdampak kekerasan.
Penulis : Agni Vidya Perdana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pemberontak di Burkina Faso Gunakan Mayat sebagai Bom