Permintaan Wagyu Jepang Melonjak Drastis Sejak 2013, 2 Penyelundup Ditangkap
Mereka melanggar UU proteksi kekayaan intelektual, harta Jepang. dan juga pelanggaran pajak karena tak melaporkan ke pabean.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Permintaan wagyu atau daging sapi asli Jepang jauh semakin banyak sejak 2013 sehingga dua orang Jepang 5 Maret lalu ketahuan berusaha menyelundupkan wagyu ke China dalam bentuk telur wagyu yang telah dibuahi di dalam botol termos pendingin sebanyak 365 straws
"Kelakuan dua tersangka bukan pertama kali, tetapi dilakukan sejak Juni tahun lalu dan baru ditangkap saat ini," ungkap sumber Tribunnews.com Rau ini (13/3/2019).
Kedua tersangka yaitu Yusuke Maeda (51) dan Tokichi Ogura (64) keduanya di Osaka.
Mereka melanggar UU proteksi kekayaan intelektual, harta Jepang. dan juga pelanggaran pajak karena tak melaporkan ke pabean.
Barangnya sempat ditahan di China lalu dikembalikan ke Jepang dan ditangkap kedua tersangka di Jepang.
Yusuke Maeda, seorang pemilik restoran yakiniku di Osaka ditangkap atas dugaan pelanggaran hukum pencegahan epidemi ternak, disamping pelanggaran ekspor harta warisan negara Jepang.
Maeda berkolusi dengan Tokichi Ogura (64) di yang tinggal di Sumiyoshi Osaka dan bulan Juni lalu juga mengaku telah mengekspor 10.000-20.000 fertilizer wagyu tersebut ke China.
Telur yang telah dibuahi atau fertilizer dikumpulkan oleh seorang peternak di Tokushima.
"Telur itu dijual seharga beberapa juta yen kepada pembeli yang menelepon," ungkap peternak tersebut.
Maeda meminta kenalannya, Ogura, untuk membawanya ke China. Namun akhirnya tidak lolos dari pabean China dan dikembalikan ke Jepang.
Keduanya mengakui perbuatan tersebut kepada polisi dan mengakui saat membawa ke China dicampur dengan paket berisi bumbu dan konten lainnya ke China.
Polisi sedang menyelidiki kemungkinan telur-telur Wagyu yang telah dibuahi dan telah dibawa ke China dan berada di sana saat ini.