Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lima Jam Bersembunyi, Ini Kesaksian WNI Lolos dari Serangan Teror di Masjid Selandia Baru

Berikut penuturan Irfan, WNI yang lolos dari aksi teror penembakan di masjid Selandia Baru (New Zealand), lompat pagar, bersembunyi di rumah belakang

Editor: Suut Amdani
zoom-in Lima Jam Bersembunyi, Ini Kesaksian WNI Lolos dari Serangan Teror di Masjid Selandia Baru
montase (Sumber : NZ Herald, girlaskguys, Facebook)
Brenton Tarrant saat dihadirkan di Pengadilan Christchurc, Selandia Baru, sempat memberi gestur 'Ok' yang diduga merupakan kode untuk pendukung kelompok supremasi kulit putih. 

Orang-orang pada keluar, saya ikut lari. Kami ke luar, lari ke parkiran mobil di belakang, luas. Semua orang panik, kemudian memanjat pagar.

Di situ ada teman saya yang sekolah penerbangan, 'ke sini, ke sini'.

Ditolong saya memanjat pagar. Lalu kami sembunyi di rumah penduduk yang pagarnya menempel dengan pagar masjid.

Warga Kota Christchurch, Selandia Baru meletakkan karangan bunga untuk mengungkapkan rasa duka terkait penembakan masjid yang menewaskan 49 orang pada Jumat (15/3/2019).
Warga Kota Christchurch, Selandia Baru meletakkan karangan bunga untuk mengungkapkan rasa duka terkait penembakan masjid yang menewaskan 49 orang pada Jumat (15/3/2019). (AFP/GLENDA KWEK)

Ada sekitar 15 orang, kami melihat dua orang korban. Satu luka tembak di bahu kanan. Wah itu parah.

Saya sempat khawatir, bagaimana bila beliau meninggal?

Dia sudah mengucap syahadat dan seterusnya.

Tapi ada orang lain yang menolong, menghentikan pendarahan.

Baca: Penembakan Brutal Jemaah Salat Jumat di Selandia Baru, PBNU Kecam Pernyataan Senator Fraser Anning

BERITA TERKAIT

Terus ada satu korban, remaja berusia 15 tahun. Kakinya bercucuran darah. Termasuk saya, ada tiga warga Indonesia di rumah warga tersebut.

Kami menghubungi paramedis yang datang menjemput dua korban tadi.

Kami enggak berani lihat ke luar karena kami takut terkena peluru nyasar atau kalau pelakunya mengejar sampai ke parkiran belakang.

Kami hanya mendengar polisi menyisir, di parkiran belakang.

Mereka melihat kami kemudian berteriak 'Get into the house!'

Senjata milik penembak selandia baru
Senjata milik penembak selandia baru (Istimewa)

Saya menghubungi supervisor dan KBRI. Di dalam rumah kami saling menguatkan.

Sekitar lima jam kami ada di rumah warga tersebut. Dia pria pensiunan dokter mata berusia 60-an tahun.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas