Konferensi GWRA Washington, Pita Putih Indonesia Gelorakan Ibu Sehat, Indonesia Sehat
Peran ibu di tengah-tengah keluarga sangat luar biasa dan tak ada yang bisa menggantikan.
Editor: Hasanudin Aco
Selain itu juga membahas kegiatan Self Care (peduli kesehatan mandiri) mengacu pada kegiatan yang dilakukan individu, keluarga maupun masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit mengurangi terjadinya penyakit, serta berdaya memulihkan kesehatan diri sendiri serta anak-anaknya.
"Perdarahan merupakan penyebab tersering kematian ibu. Perdarahan tersebut bisa dialami oleh ibu baik saat sedang hamil, saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari setelah melahirkan (masa nifas),"ujar Giwo disela-sela konferensi internasional di Washington DC, Rabu (20/3/2019).
Menurutnya, berbagai penyebab perdarahan dapat terjadi pada masa kehamilan, saat persalinan maupun masa nifas. Penyebab perdarahan yang dapat terjadi pada masa kehamilan diantaranya keguguran yang disengaja (dan dilakukan oleh dukun), minum obat atau ramuan jamu pengguguran kandungan secara sengaja.
Keguguran yang terjadi secara spontan dan tidak segera mendapat perawatan oleh tenaga kesehatan, kelainan letak tempat tertanamnya ari-ari pada tempat yang menutupi jalan lahir (plasenta previa), lepasnya ari-ari sebelum bayi lahir (solutio plasenta), maupun pertolongan persalinan dilakukan oleh dokter dan di rumah sakit maupun trauma fisik atau akibat tindakan kekerasan pada daerah perut ibu hamil.
Sedangkan penyebab perdarahan pada masa persalinan, kata Giwo, dapat diakibatkan oleh proses persalinan yang tidak aman ditolong dukun yang tak terlatih, usia ibu terlalu muda (kurang dari 20 tahun), ibu terlalu tua (lebih dari 35 tahun) serta kondisi fisik ibu bila tidak terjaga, melahirkan anak dengan jarak terlalu dekat, terlalu sering melahirkan, kondisi kesehatan ibu akibat penyakit kronis dan anemia (kurang darah) gizi buruk, gangguan pembekuan darah serta gangguan kelemahan kontraksi otot rahim setelah bayi dan ari-ari lahir.
"Penyebab perdarahan pada masa nifas dapat diakibatkan karena minum ramuan obat atau jamu yang tidak aman untuk ibu baik setelah keguguran maupun setelah melahirkan, luka jahitan jalan lahir yang terbuka, pijat daerah perut ke dukun, gizi buruk dan lemahnya kontraksi rahim selama masa pemulihan,"ungkap Giwo.
Mantan Ketua KPAI ini mengingatkan berbagai risiko yang harus dihadapi oleh perempuan di desa terpencil, perempuan dalam masyarakat adat, perempuan penyandang disabilitas, perempuan di pengungsian, juga perempuan dari kelompok minoritas (agama/keyakinan, suku/adat, identitas gender dan orientasi seksual).
Giwo mengajak para kaum Ibu untuk lebih tepat dan bijak secara bersama-sama melakukan perencanaan kehamilan sehat dengan mengatasi berbagai faktor penyebab maupun faktor risiko terjadinya perdarahan pada saat hamil, melahirkan dan nifas serta memberi dukungan mental dengan keterlibatan seluruh anggota keluarga termasuk suami siaga, pendampingan dari suami sebagai orang terdekat yang dapat memberi dukungan selama persalinan dan pengambil keputusan saat darurat.
”Keselamatan Ibu melahirkan menjadi tanggung jawab bersama. Adalah penting jika "Ibu sehat, Indonesia juga sehat”. Seluruh masyarakat harus bertekad, "Say: no women should die giving birth," tegas Giwo yang juga pegiat sosial ini.